Halaman

Keutamaan Keluar Dijalan Allah Waktu Ramadhan

Nabi SAW menerima wahyu yang pertama kalinya pada 17 ramadhan dan perintah dakwah ayat Ya ayyuhal Mudatsir turun ini juga pada bulan Ramadhan. Awal pergerakan dakwah Nabi SAW diawali pada bulan Ramadhan.
Air yang bergerak dari pergunungan menuju ke lautan, akan memberi manfaat kepada kehidupan lain di sepanjang jalannya. Tumbuh-tumbuhan, hewan, serta manusia akan dapat mengambil manfaat daripada air yang mengalir tersebut.
Sebaliknya air yang tidak bergerak, hanya terkepung di satu tempat, akan mendatangkan kemudharatan kepada hidupan di sekelilingnya. Airnya tergenang dan berbau busuk.
Sewaktu Rasulullah SAW beruzlah di gua Hira', sewaktu belum ada pergerakan dilakukan, keadaan bangsa arab jahiliah tetap tiada perubahan. Mereka tetap dengan kejahilan mereka. Hidup dengan meyakini banyak tuhan, hidup dengan amalan yang rusak. Kemudian dengan perintah Allah SWT, Rasulullah SAW bermula bergerak menyampaikan agama. Barulah keadaan berubah secara perlahan-lahan, kegelapan jahiliah pun bertukar menjadi cahaya keimanan yang terang benderang.
Karena ada pergerakan, maka wujudlah golongan Muhajirin. Golongan para sahabat Rasulullah SAW yang telah meninggalkan kaum keluarga dan kampung halaman mereka karena agama. Dibantu oleh golongan Ansar yang siap sedia mengorbankan diri dan harta mereka untuk membantu usaha agama di zaman awal Islam. Muhajirin dan Ansar bergerak seiringan menyahut keinginan Rasulullah SAW dalam menggerak-gerakkan rahmat ke seluruh alam.
Firman Allah SWT :
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah 261)
Salah satu keberkahan bulan Ramadhan adalah dilipatgandakannya pahala amalan shalih seorang muslim.  Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah antara lain disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah  dengan perbuatan baik sunnah pada bulan Ramadhan, (ia diganjar pahala) sama seperti menunaikan suatu kewajiban (fardlu) pada bulan yang lain.  Siapa saja yang menunaikan kewajiban (fardlu) di bulan Ramadlan , (ia diganjar pahala) sama dengan orang yang mengerjakannya 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang lain”. 
Dari Khuraim bin Fatik r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang berinfak (mengeluarkan harta) di jalan Allah satu infaq, maka dicatat baginya (pahala) 700 kali lipat.” (Hr. Tirmidzi. Katanya, “ini Hadits hasan.” Bab Keutamaan infak fii sabiilillaah, Hadits nomor 1625)
Dari Muadz r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya pahala shalat, puasa, dan dzikir (ketika keluar) di jalan Allah dilipat gandakan 700 kali lipat atas pahala infak di jalan Allah.” (Hr. Abu Dawud, bab Dilipat gandakannya pahala dzikir di jalan Allah Swt. Hadits nomor 2498)
Dari Muadz r.a. dari Rasulullah saw., beliau bersabda, “Sesungguhnya pahala berdzikir (ketika keluar) di jalan Allah dilipat gandakan 700 kali lipat atas pahala infak (di jalan Allah).” Menurut Yahya dalam Haditsnya:. . .dilipatganakan 700.000 kali lipat). (Hr. Ahmad III/438)
Dari Muadz al Juhari r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca (al Quran) seribu ayat (ketika keluar) di jalan Allah, maka Allah mencatatnya dalam golongan para Nabi, shiddiqin, syuhadd, dan shalihin.” (Hr. Hakim. Katanya, “ini Hadits shahih isnadnya, tetapi mereka berdua tidak meriwayatkannya, sedangkan adz Dzahabi menyepakatinya.” II/87)
Dari Ali r.a. menceritakan, “Pada hari perang Badar, pasukan kami tiada seorang pun tentara yang berkuda, kecuali Miqdad r.a Sungguh aku telah melihat bahwa pasukan kami semua tidur kecuali Rasulullah saw.. Beliau berada di bawah sebatang pohon sibuk mengenjakan shalat sambil menangis hingga waktu shubuh.” (Hr. Ahmad I/125)
Dari Amr bin Abbasah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa satu hari (ketika keluar) di jalan Allah, maka api neraka akan menjauh darinya sejauh seratus tahun penjalanan.” (Hr. Thabrani dalam al Kabiir dan al Awsath, dan sanad-sanadnya bisa dipercaya Majmauz Zawaid III/444)
Dari Abu Umamah al Bahili r.a. dan Nabi saw., beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa satu hari (ketika keluar) di jalan Allah, maka Allah membuatkan antara dia dan neraka sebuah parit yang lebarnya seperti jarak antara langit dan bumL” (Hr. Tirmidzi. Katanya, “ini Hadits gharib.” Bab Keutamaan berpuasa di jalan Allah, Hadits nomor 1624)
Keutamaan menikah
“Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)
Keutamaan siwak
Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak. (HR. Ahmad)
Keutamaan shalat berjamaah
Rasulullah SAW bersabda : “Sholat berjemaah itu lebih afdal (baik) daripada sholat bersendirian dengan 27 kali derajat” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keutamaan serban
Rasullulah SAW bersabda : “Sholat sunat atau fardhu dengan memakai serban menyamai 25 kali sholat yang tidak memakai serban dan sholat jumaat dengan memakai serban menyamai 70 kali Jumaat tanpa memakai serban” (HR. IbnAsakir)
Jadi apabila kita keluar dijalan Allah Shalat berjamaah + Ramadhan + Nikah + Siwak + Serban maka
700.000 X 27 X 70 X 70 X 70 X 70 = 453.789.000.000.000
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Itu yang masih kita ketahui, belum lagi yang tidak kita ketahui. Bahkan para malaikat bingung menghitung pahala orang yang memperjuangkan agama Allah SWT karena banyaknya. 
Semua sedia Insya Allah
Jadikan dakwah maksud hidup

Dakwah Dimana Saja Kapan Saja Dan Dengan Siapa Saja

Satu orang germo bertobat dan ikut ambil bagian dalam usaha dakwah. Sudah 20 tahun dia menggeluti propesinya sebagai germo. Apakah setelah dia ikut dalam usaha dakwah, dia langsung tinggalkan teman-temannya yang masih dalam kegelapan. Sibuk menghidupkan maqami dan intiqali. Apa kata Mufthi Lutfhi : “20 tahun dia telah menyesatkan teman-temannya sebagai germo. Maka dia pun berkewajiban 20 tahun mendakwah teman-temannya supaya ikut ambil bagian dalam usaha dakwah.
Satu orang dai pergi ke club malam atau tempat prostitusi. Kita jangan langsung sangka buruk kepada dia. Waktu masuk tempat itu dia pakai baju preman dan kawan-kawan jamaah lain yang melihatnya langsung mengatakan bahwa dia sudah kembali kehabitatnya. Padahal tidak demikian. Dia datang setiap malam ketempat itu untuk buat dakwah kepada teman-temannya.
Satu orang penjual peti mayat ikut ambil bagian dalam dakwah. Semua karkun tempatan mengatakan supaya dia meninggalkan usahanya menjual peti mayat karena peti mayat yang dia buat dijual untuk orang kristen. Jadi, kalau dia meninggalkan usaha menjual peti mayat siapa lagi yang buat dakwah kepada orang kristen yang hampir setiap hari jumpa dengan dia untuk membeli peti mayat.
Nabi Ibrahim as karena berkhitmat kepada ayahnya dia telah menjual patung. Ketika menjual patung apa katanya : “Patung ini tidak bisa memberi mamfaat dan mudorat tanpa izin Allah”
Satu orang satpam penjaga club malam ikut ambil bagian dalam dakwah. Dia tanya sama masyeikh apakah saya harus berhenti dari pekerjaan saya. Masyeikh katakan : “Jangan, tetaplah bekerja disana”.  Asbab dia kerja disana dan setiap hari pakai baju sunnah. Orang-orang malu datang kesana dan akhirnya club malam itu tutup.
Satu orang yang kesehariannya bergaul dengan komputer. Dia bekerja dari jam 8 sampai jam 4. Baik dia teknisi komputer atau operator komputer atau menjaga warnet atau bagian traveling atau kerja kantor. Dia buat dakwah di Facebook, Twittir, web dsb. Para karkun telah mengatakan kepada dia itu tidak sunnah. Ini sebenarnya suatu kesalahan yang mengatakan dakwah melalui internet itu salah. Kalau dia tidak buat dakwah di internet jadi siapa lagi orang yang mengingatkan mereka yang lalai setiap harinya didepan komputer sambil berinternet. Sebenarnya dalam keadaan begini suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah di internet karena dari jam 8 sampai jam 4 dia habiskan waktunya 8 jam setiap harinya. Apalah salahnya dia luangkan waktu untuk dakwah di internet.
Jadi, dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja. Jangan terkesan dengan suasana dan keadaan.
Tukang becak buat dakwah kepada penumpangnya
Supir taksi buat dakwah kepada penumpangnya
Tunkang bakso buat dakwah kepada pelanggannya
Pedagang buat dakwah kepada pembelinya
Pegawai buat dakwah kepada rekan kerjanya
Meneger buat dakwah kepada bawahannya
Operator komputer buat dakwah melalu internet
Jadi jangan kita menyalahkan orang-orang yang buat dakwah melalui internet apalagi mengatakan bidah.
Malah suatu kesalahan besar kalau dia tidak buat dakwah melalu internet. Dia sudah punya kemampaun dan keluangan waktu untuk buat dakwah di internet tapi dia tidak melakukannya. Karena sebahagian besar waktunya dia habiskan didepan komputer.
Sebagaimana suatu kesalahan besar apabila manager tidak buat dakwah kepada bawahannya padahalan dia punya kemampuan dan kekausaan untuk buat dakwah kepada bawahannya
Apa pun propesi atau pekerjaan kita berdakwahlah sesuai dengan kapasitas kita jangan saling menyalahkan.
Dakwah itu sendiri ada 4
1. Dakwah Umumi
2. Dakwah Khususi
3. Dakwah Ijitimai
4. Dakwah Inpirodi
Dakwah yang dilakukan ketika kita dalam bekerja ini dikategorikan dakwah Inpirodi. Jadi, suatu kesalahan besar kalau ada yang menafikan dakwah inpirodi ini.
Seperti sebuah mobil mempunyai roda 4, kalau rodanya tidak ada satu maka mobil ini tidak akan bisa jalan. Jadi keempat metode dakwah ini harus dibuat supaya dakwahnya berjalan dengan baik.
Seperti ada pernyataan “Jaulah ini adalah maksud sedangkan bayan keperluan, kalau kita tidak buat bayan tidak ada masalah yang penting kita buat jaulah”.
Jaulah itu penting, Bayan pun penting. Ingat jaulah itu Dakwah Umumi dan Bayan itu Dakwah Ijitimai. Jangan kita mengatakan Bayan itu tidak penting tetapi sama-sama penting. Sedangkan tujuan jaulah adalah mengundang untuk shalat berjamaah kemesjid dan mendengar penyampaian agama (Bayan).
Jadi jangan ada dalam pikiran kita dakwah ini yang paling penting tetapi keempat metode dakwah itu sama-sama penting. Sebagaimana tadi empat buah roda mobil. Jangan kita mengatakan roda depan yang lebih penting atau roda yang belakang lebih penting. Tetapi sama-sama penting dan saling melengkapi.
Kalau tidak salah ini kisahnya Bay Wahab. Beliau dulu kuliah di Amerika ketika pulang kampung ke India dan beliau kena taskiel dan ikut ambil bagian dalam dakwah. Karena gairah agama yang begitu tinggi sudah masuk kedalam hatinya. Bay Wahab mengatakan saya mau menghafal Al Quran di pesantren ini. Maulana Yusuf setuju dengan pendapat ini. Tetapi ketika Bay Wahab jumpa dengan Maulana Ilyas, beliau mengatakan : “Sebaiknya kamu kuliah lagi di Amerika dan buat dakwah disana, kalau kamu tinggalkan kuliahmu, siapa lagi yang akan buat dakwah disana”.
Bay Wahab kuliah kembali dan setelah selesai kuliah. Bay Wahab menjual rumahnya sehingga istri dan anaknya ngontrak rumah supaya terbentuk jamaah yang pertama kali dihantar ke Amerika. Asbab pengorbanan Bay Wahab sekarang sudah banyak gereja yang berubah jadi mesjid dan hampir setiap hari ada yang masuk islam. Setelah pulang dari sana Bay Wahab menghafal Al Quran dan alhamdulillah beliau adalah seorang hafidz.
Satu orang Propesor, masyeikh dari India pernah dalam penyampaian beliau dalam jurd pelajar waktu di Kebun Jeruk.
Waktu saya kuliah kami buat taklim dibawah sebuah pohon dikampus karena tidak ada mesjid didalam kampus. Mahasiswa dan dosennya hampi 50% muslim dan 50% non muslim. Jadi shalat berjamaah pun mereka dibawah pohon itu. Setelah beberapa bulan berjalan. Rektornya memanggi dia dan teman-temannya dan mengatakan akan memberikan satu ruangan khusus kepada mereka untuk buat program taklim dan shalat berjamaah.
Bukan main senangnya mereka karena mendpat fasilitas dari kampus. Didalam ruangan itu ada salib yang tergantung, tepat diarah kiblat shalat. Jadi setiap hari mereka harus menurunkan salib dan memajangnya kembali. Itulah yang mereka lakukan setiap hari sampai tammat dari kampus tersebut.
Setelah saya tamaat saya baru berpikir. Ketika kami dulu buat taklim dan shalat berjamaah di bawah pohon semua orang melihatnya dan inilah sebenarnya dakwah yang sesungguhnya. Tetapi setelah didalam ruangan tidak ada lagi suasana dakwah malah kami yang terdakwah setiap hari    menurunkan salib dan memajangnya kembali. Rektor mereka itu rupanya seorang misionaris dan jaul lebih pintar dari mereka.
Jadi buatlah selalu suasana dakwah dimana saja kapan saja dan dengan siapa saja dan berdakwahlah sesuai dengan propesi dan kemampuan kita.
Jadi jangan kita menyalahkan teman kita yang buat dakwah dengan metode yang berbeda ketika buat dakwah inpirodi dalam suasana pekerjaannya yang penting jangan lupa meluangkan waktu setiap hari 2 ½ jam dan 3 hari setiap bulan dan 40 hari atau 4 bualan setiap tahun.
Satu orang mahasiswa hendak ambil S2 ke jepang. Musyawarah dengan syuro Indonesia beliau tidak dikasih untuk kesana taku suasana dan keadaan disana mempengaruhi dia. Sihingga makin jauh dari agama. Tidak puas dengan hal ini waktu masyeikh datang dia tanya kan hal ini. Masyeikh katakan silahkan berangkat ke Jepang tapi jangan lupa buat dakwah. Asbab dakwah yang dibuatnya disana sebuah bihara telah berubah menjadi mesjid.
Satu orang dai yang mempunyai istri pelacur. Dia musyawarah dengan masyeikh saya ingin bercerai dengan istri saya. Masyeikh katakan sudah berapa lama menikah. Dijawab 10 tahun. Masyeikh katakan engkau harus bersabar 10 tahun untuk mengajak dia dan banyak ikrom kepadanya. Hal ini pun dilakukan tetapi tidak ada juga perubahan. Musyawarah lagi dengan Masyeikh, Masyeikh katakan sekarang kamu setiap hari hantar jemput istrimu ketempat pekerjaannya. Makin kacau lagi setiap hari hantar jemput istri yang pekerjaannya pelacur. Tetapi dia taat dan setiap hari menunggu istrinya. Lama kelamaan istrinya berubah dan ikut ambil bagian dalam dakwah dan menjadi salah satu penanggung jawab di Pakistan.
Jadi buatlah dakwah dengan kemampuan yang ada pada kita.
DIMANA SAJA KAPAN SAJA DAN DENGAN SIAPA SAJA

Kapan kita Merasa Nikmatnya Iman ...?

Untuk menghitung nikmat Allah saja kita tidak bisa. Apalagi membalaskan tentu tidak bisa. Sekiranya lautan menjadi tinta dan ranting-ranting menjadi pena tidak akan sanggup untuk menuliskan nikmat Allah SWT meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula. Tidak akan bisa.
Sudah berapa galon air yang kita minum ...?
Sudah berapa goni beras yang kita makan ...?
Sudah berapa ton ikan yang kita makan ...?
Sudah berapa juta ekor ayam yang kita makan ...?
Sudah berapa milyar uang yang kita habiskan ...?
Untuk membuat satu tetes air saja manusia tidak akan mampu
Untuk membuat satu butir beras saja manusia tidak akan mampu
Untuk membuat siripnya ikan saja manusia tidak akan mampu
Untuk membuat taiknya ayam saja manusia tidak akan mampu
Manusia tidak akan mampu untuk menghitungnya, apalagi membalasnya. Allah SWT perintahkan kita bersyukur atas nikmat yang diberikannya.
Banyak sekarang manusia bersyukur kalau dapat jabatan, kalau dapat uang, kalau dapat jodoh, kalau dapat pekerjaan, kalau dapat nilai yang bagus. Tetapi jarang sekali manusia bersyukur di beri nikmat iman dan islam.
Kapankah kita merasa nikmatnya Makan ...? Ketika lapar
Kapankah kita merasa nikmatnya minum ...? Ketika haus
Kapankah kita merasa nikmatnya tidur ...? Ketika ngantuk
Kapankah kita merasa nikmatnya persahabatan ...? Ketika Berpisah dalam Keharuan yang sangat
Kapankah kita merasa nikmatnya Hidup ...? Ketika dalam Kekurangan, ketiadaan
Kapankah kita merasa nikmatnya cinta ...? Ketika berpisah dengan orang yang kita cintai
“Ketika keluar 4 bulan bukan main rindunya kepada kekasih hati tercinta. Waktu dirumah tidak pernah ada waktu untuk berbicara dengan serius antara suami dan istri tetapi waktu keluar bawaannya mau nelpon saja. 1 jam tidak terasa padahal waktu taklim. Kalau waktu keluar bukan main mesranya, tetapi waktu dirumah mengucapkan kata sayang pun tidak pernah.”
Kapankah kita merasa nikmatnya  Iman ...? ..........
Bilal ra telah ditanya kapan engkau merasa nikmat iman ...? Ketika aku ditimpa batu yang besar, di padang pasir, di terik matahari, aku dipukuli dan aku berkata : “Ahad, ahad, ahad”
Umar bin Khaththab adalah seorang presiden. Khalifah pada saat itu memiliki pakaian dengan 13 tambalan. Pernah suatu ketika Umar menggati bajunya karena disarankan seseorang. Umar pulang kerumah dengan baju baru, istrinya berkata : “Abang lebih tampan dengan baju yang bertambal 13”
Justru bukan dalam kemewahan manusia tak akan bisa menikmati sebuah keberadaan.
Orang yang kaya sudah tidak merasa enak lagi makan ayam dan daging karena sudah setiap hari dia makan. Orang yang miskin akan merasa enak kalau makan ayam dan daging, bahkan ketika makan akan nambah dan nambah karena orang miskin jarang makan ayam sama daging.
Orang kaya akan terasa sulit tidur karena banyak pikiran. Satu orang tukang becak bisa tertidur di didalam becaknya dibawah sinar matahari yang terik.
Nabi SAW rela dicaci, dimaki dan disakiti serta berkorban habis-habisan untuk agama untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Khadijah rela mengorbankan semua hartanya untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Abu Bakar rela mengorbankan semua hartanya untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Para sahabat rela kepala berpisah dari badan untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Para sahabiyah rela suaminya syahid dijalan Allah untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Anak-anak para sahabat rela berpisah dari ayahnya untuk mendapatkan nikmatnya iman.

Dahulu Sahabat mengusahakan iman dengan penderitaan di bawah penderitaan
Tapi saat ini kita mau bila melaksanakan dengan Senang di atas Kesenangan

Kita setiap hari bisa makan enak padahal Nabi SAW tidak pernah makan yang enak-enak
Kita setiap hari bisa tidur nyenyak padahal Nabi SAW tidak pernah tidur dengan nyenyak
Kita shalat dimesjid diruangan yang dipenuhi dengan AC
Kita punya baju bukan bertambal 13 tetapi 13 kali ganti baju setiap hari.
Kita punya suami yang setiap pagi bisa menemani sarapan pagi dengan segelas kopi
Kita punya istri yang bisa di peluk setiap malam dengan kehangatan
Kita punya anak yang setiap hari bisa bercanda ria dengan kesenangan

Lihat ... Lihat ... Lihat ... Lihat ... Lihat ...
Lihat ... kehidupan para sahabat yang suaminya jarang dirumah, yang setiap keluar bawa pedang yang tidak pasti kapan pulang.
Yang suaminya tidak sempat mandi junub untuk mendapatkan nikmatnya iman.
Yang suaminya syahid dijalan Allah untuk mendapatkan nikmatnya iman.

Berapa banyak hari ini suami yang mati dalam keadaan junub karena tidak bisa mandi junub.
Berapa banyak hari ini suami yang korupsi karena istrinya ingin mobil yang baru.
Berapa banyak hari ini suami mati dipangkuan istrinya tetapi tidak bawa iman.

Kapan kita Merasa Nikmatnya Iman ...?
Silahkan dijawab didalam hati ...
Apa yang sudak kita korbankan untuk agama ...?
Sehingga iman akan terasa nikmat
Shalat akan terasa nikmat
Zikir akan terasa nikmat
Puasa akan terasa nikmat
Ibadah akan terasa nikmat kalau kita sudah merasa nikmatnya iman

Nikmat iman akan didapat kalau kita ada pengorbanan untuk agama.
13 jam kita puasa menahan haus dan dahaga, menahan nafsu dan amarah. Tetapi setelah berbuka puasa 5 menit saja minum es dan beberapa butir kurma. Bukan main nikmatnya. Hilanglah rasa lapar yang 13 jam.
Nikmat minuman dan makanan akan terasa ketika haus dan lapar
Capek-capeklah kita keluar 3 hari, 40 hari dan 4 bulan. Berpisah dengan anak dan istri. Berpisah dengan sahabat dan pekerjaan. Tetapi 1 detik saja masuk surga maka hilanglah semua rasa capek selama ini memperjuangkan agama Allah SWT.
Nikmat iman akan kita dapatkan kalau kita meluangkan waktu untuk agama Allah
Bagi yang belum pernah keluar 3 hari secepatnya keluar 3 hari     
Bagi yang belum pernah keluar 40 hari secepatnya keluar 40 hari     
Bagi yang belum pernah keluar 4 bulan secepatnya keluar 4 bulan
Bagi yang belum pernah keluar IPB secepatnya keluar IPB
Bagi yang belum pernah keluar Negeri jauh secepatnya keluar Negeri Jauh
Bagi yang belum pernah keluar Masturoh secepatnya keluar Masturoh

Ketika kita keluar jalan Allah maka nikmat iman itu akan terasa

Keluar Di Jalan Allah Untuk Membentuk Iman Yakin

Nabi saw 13 tahun menanamkan iman yakin yang sempurna kepada para sahabat di Kota Mekkah. Setelah iman yakin sempurna barulah perintah untuk ibadah diperintah kepada para sahabat. Pendapat lain mengatakan 11 tahun baru perintah shalat diturunkan.
Belajar iman yakin dulu baru perintah-perintah yang lain menyusul. Setelah iman yakin ini terbentuk, ibadah itu jadi mudah. Perintah-perintah Allah jadi mudah karena ada keyakinan yang kuat kepada janji-janji Allah.
Para sahabat ini dulunya untuk menghentikan kebiasaan minum khamar itu susah sekali. Ketika bayi baru lahir maka dia akan diberi minum khamar dan ketika hendak meninggal dunia pun minuman yang terakhir kalinya adalah khamar.
Nabi SAW cerita bagaimana kenikmatan surga dan segala keindahannya dan para sahabat melihat surga ini seolah ada didepan mata mereka. Setiap waktu, setiap saat berbicara masalah iman sehingga iman pun masuk kedalam hati mereka. Iman yang sempurna inilah yang menyebabkan kebiasaan minum khamar ini berhenti. Kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya berubah menjadi kebaikan-kebaikan.
Para maseikh kita katakan : “Kami sering melihat ahli iman tetapi jarang melihat ahli yakin”
Kalaulah iman yakin sudah masuk kedalam diri kita maka makan pun tidak akan enak dan tidur pun tidak akan nyenyak.
Satu orang ahli dunia tidak akan tidur nyenyak karena memikirkan usaha dunia. Satu orang ahli akhirat pun tidak akan tidur nyenyak karena memikirkan usaha akhirat. Tapi kita hari ini pikir dunia sudah keluar tetapi pikir akhirat belum masuk. Makanya waktu bayan tidur, waktu taklim tidur yang melek itu Cuma waktu makan saja.
Ada seorang suami disaat nisab 3 hari anaknya sakit. Istrinya berkata kepadanya : Pak jangan keluar, anak kita sakit, bawalah kedokter, nanti kalau bapak pergi dan terjadi apa-apa terus bagaimana kata tetangga kita.
Istrinya terus merengek minta suami tak keluar di jalan Allah. Jamaah telah bayan hidayah siap berangkat 3 hari. Akhirnya karena lemah iman sang suami tak jadi Khuruj.
Lepas 3 hari Allah sembuhkan anaknya dan jemaah pulang. Maka istrinya langsung menjadi Mubayyin : Tuh liat pak ! untung bapak tak keluar cobalah kalau keluar pasti anak kita mati.
Maka satu keluarga semuanya binasa imannya, Rusak keyakinannya dan menganggap sembuhnya anak mereka tak keluar di jalan Allah SWT. Jika suami terus berangkat 3 hari dan meyakini semua hidup telah ditulis Allah SWT , mati hidup dari Allah, senang susah dari Allah, sakit sembuh dari Allah, maka lepas 3 hari anaknya sembuh juga bukan karena keberadaan dirinya.
Maka setelah pulang suaminya akan bayan kepada istrinya : lihat ma ! karena aku keluar di jalan Allah SWT maka bantuan Allah SWT datang kepada keluarga kita dan anak kita disembuhkan Allah SWT. Maka pada saat itu seluruh keluarga selamat dari kebinasaan syirik, iman mereka benar, dan selamat dari kefasikan.
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah 24)
Orang yang buka toko untuk menghidupi keluarga paham tanggung jawab terhadap tokonya, maka tiap hari dibuka dan di azam untuk buka toko bukan untuk masa 40 hari, 4 bulan saja tetapi untuk masa selama hidupnya karena apa? Dia paham tanggung jawabnya.
Maryam karena iman yakinnya yang sempurna kepada Allah, di mihrobnya selalu ada makanan yang dihantar Allah SWT langsung dari langit. Makanan musim panas ada pada musim dingin. Makanan musim dingin ada pada musim panas.
Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" (QS. Maryam 19-20)
Iman yakinnya Maryan bergeser sedikit saja. Bagaimana mungkin aku punya anak. Mulai dari saat itu, makanan tidak pernah lagi turun dari langit kepada Maryam. Padahal waktu itu Maryam mengandung nabi Isa. Maryam harus bersusah payah cari makanan.
Nabi SAW buat dakwah tidak mudah dengan tetesan air mata, tetesan keringat bahkan tetesan darah pun mengalir dari tubuh Nabi SAW yang mulia.
Nabi Nuh as buat dakwah siang dan malam tetapi Nabi SAW buat dakwah tidak kenal siang, tidak kenal malam. Untuk apa...? Untuk menimbulkan iman yakin yang sempurna kepada Allah.
Kenapa orang yang paling sempurna iman yakinnya adalah Nabi SAW...?
Karena Nabi SAW orang yang paling banyak berkorban untuk agama.
Kita pun keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan untuk belajar iman yakin yang sempurna kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, Berdiri sesaat di jalan Allah lebih baik daripada beribadah di malam lailatul qadar di depan Hajr Aswad.” (Hr. Ibnu Hibban. Berkata pentahqiq, “Isnadnya shahih” X/463)
Dari Aisyah r.ha. meriwayatkan bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah bercampur pada hati seorang muslim debu-debu (ketika berada) di jalan Allah, kecuali Allah pasti mengharamkan atasnya api neraka.” (Hr. Ahmad dan Thabrani dalam al Awsath, dan sanad Ahmad semuanya tsiqat - Majmauz Zawaa id V/ 7452)
Dari Utsman bin Affan r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, Satu hari di jalan Allah lebih baik daripada seribu hari selain di jalan Allah. “ (Hr. Nasai, bab Keutamaan Ribath, Hadits nomor 3172)
Dari Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sepagi atau sepetang di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya. (Hr. Bukhari. Bagian dan Hadits yang panjang, bab Sifat surga, Hadits nomor 6568)
Dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda “Barangsiapa yang berangkat sepetang di jalan Allah, maka pada hari kiamat ia akan mendapat satu misk (minyak kesturi) sebanyak debu-debu yang mengenai tubuhnya.” (Hr. lbnu Majah, bab Khuruj bersama rombongan, Hadits nomor 2775)
Dari Abdullah bin Umar r.huma meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa terkena sakit kepala di jalan Allah, lalu ihtisab (mengharap pahalanya dan Allah atas sakitnya), maka diampuni dosa-dosanya yang lampau.” (Hr. Thabrani dalam al Kabiir, dan isnadnya hasan - Majmauz Zawaa id III/30)
Dari Suhail r.a. berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Berdirinya salah seorang dan kalian sesaat di jalan Allah lebih balk daripada amal kebaikan (yang ia lakukan) seumur hidupnya di keluarganya (rumahnya).” (Hr. Hakim III/282)
Dari Abu Hurairah r.a. menceritakan, “Rasulullah saw. telah memerintahkan satu jamaah untuk pergi keluar (di jalan Allah). Mereka bertanya, Wahai Rasulullah! Apakah kami mesti berangkat malam ini juga, atau tinggal dulu hingga kami (berangkat) pagi hari? Nabi saw. bersabda, Apakah kalian tidak suka bermalam di salah satu taman dari taman-taman surga. “ (as Sunanul Kubraa IX/158)
Iman yakin akan terbentuk dalam diri kita kalau kita ada usaha atas iman

Jalan Yang Lurus Adalah Jalan Dakwah

Setiap hari kita minta kepada Allah SWT agar ditunjukkan jalan yang lurus (Shirothol Mustaqim) 17 kali dalam shalat yakni jalan orang yang diberikan nikmat kepada mereka.

Banyak orang yang salah paham menyangka bahwa orang yang diberi nikmat atas mereka adalah : 

Manusia dari miskin menjadi kaya dikatakan mendapat nikmat
Mahasiswa lulus dalam ujian dengan nilai A dikatakan mendapat nikmat
Orang yang pengangguran dapat kerja dikatakan mendapat nikmat
Orang yang bekerja naik jabatan dikatan mendapat nikmat
Orang yang belum menikah dapat jodoh dikatakan mendapat nikmat
Orang yang punya istri 4 dikatakan mendapat nikmat

Sebenarnya orang yang diberi nikmat atas mereka adalah orang yang Allah SWT maksud dalam Surat An Nisaa' 69 yaitu : Para Nabi, shiddiiqiin, syuhada dan sholihin.

Allah SWT berfirman :

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An Nisaa' 69)

Jalannya para Nabi adalah dakwah

Allah SWT berfirman :

Katakanlah ((Kekasih Ku Muhammad SAW) : "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)

Jalannya para shiddiiqiin adalah dakwah. Salah satunya Abu Bakar siddiq, beliau juga senantiasa buat dakwah.
Jalannya para syuhada adalah dakwah. Para syuhada sebelum memerangi musuh yang ada disebuah daerah buat dakwah dulu.
Jalannya para sholihin adalah dakwah. Termasuk diantara orang sholihin adalah Imam Hanafi, Maliki, Safii dan Hambali mereka semua buat dakwah.

Jadi, jalan yang lurus yang senantiasa kita minta paling minimal 17 kali dalam shalat adalah jalan dakwah. Didalam ayat Yusuf 108 dikatakan sabili (Jalan) ini tunggal maknanya tidak ada lagi jalan yang lain. Selain mengajak kepada Allah (Dakwah). Kalau kita masih mencoba jalan lain untuk sampai kepada Allah SWT, sampai kapan pun kita tidak akan pernah sampai. Selain jalan Dakwah.

Ciri-ciri dakwah cara Nabi SAW adalah :
1. Tidak minta upah
Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Yaasiin 21)

2. Mendatangi umat bukan menunggu

“tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkan”. (QS. Yaasiin 30)

Bahkan di dalam surat Al Mulk dikatakan kepada ahli neraka sebelum masuk ke dalam neraka : Alam Yatikum Nadzir apakah belum datang pemberi peringatan kepada kamu ?

"Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" (QS. Al Mulk 8)

Jadi, seorang dai itu datang kepada umat bukan didatangi umat.
Seperti air hujan. Air hujan itu turun dimana-mana tempat, di gunung, di gurun, di desa, di kota, di darat bahkan dilautan pun hujan tetap turun walau pun lautan itu adalah air. Dai pun begitu dakwah di di gunung, di gurun, di desa, di kota, di darat bahkan ditempat yang sudah hidup suasana agama pun harus tetap buat dakwah.

Sebagaimana Ibrahim as. Seolah hendak katakan : Biarlah badan saya terbakar asalkan perinta Allah SWT tidak terbakar, atau biarlah anak saya terpotong asalkan agama tidak terpotong.

Kitapun harus teriak : Biarlah anak istri kami bersedih karena ditinggal kerja dakwah asalkan Allah dan Rasul-Nya senang.

Jalan Yang lurus itu adalah jalan dakwah dan siapa saja berkewajiban buat dakwah

Seorang mewariskan hartanya kepada 3 anaknya. Salah seorang anaknya dipenjara, yang satu polisi dan yang satu lagi ulama. Apakah anak yang dipenjara mendapat warisan yang sama? Sebelum anaknya murtad dan membunuh ayahnya maka anak dipenjara tetap dapat warisan.

Kalau ada orang yang berani mengatakan bahwa anak yang dipenjara tak berhak akan warisan maka berarti ia telah merampas hak anaknya itu.

Begitu pula hari ini Umat Islam diwariskan kerja menyebarkan agama keseluruh alam, Walaupun ia seorang pencuri, penzinah dsb.

Kalau ada yang berani mengatakan : Hai Pelacur kamu tak boleh berdakwah, Hai penzinah, koruptor kamu tak boleh Dakwah, maka ini berarti ia telah merampas hak orang itu.

Harusnya kita katakan kepada mereka : Hai Pelacur ! Hai Koruptor ! kalian semua wajib berdakwah nanti Allah SWT akan perbaiki kehidupan kamu sebagai mana Firman Allah SWT

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. (QS. Al Ahzab 70-71)

Kita sudah tahu jalan yang lurus itu adalah dakwah...
Apakah kita tidak mau juga buat dakwah...?
Apakah kita tidak mau juga meluangkan waktu 3 hari untuk belajar usaha dakwah...?

Pikir Ummat

Nabi SAW selalu berpikir bagaimana bayi yang pertama kali lahir dan bayi yang terakhir kali lahir semuanya mendapat hidayah dari Allah SWT.
Aisyah pernah meminta agar didoakan Nabi SAW, “Ampunilah dosa Aisyah yang lalu dan yang akan datang. Aisyah bukan main senangnya sampai berguling-guling. Nabi SAW bertanya : mengapa engkau begitu senang, ya humairoh?. Aisyah menjawab siapa yang tidak senang didoakan oleh kekasih Allah SWT. Nabi SAW mengatakan : ummat ku setiap harinya 5 kali aku doakan. Inilah sayangnya nabi SAW kepada ummat.
Ketika Isra' Mi'ra penghulunya malaikat (Jibril As) dan penghulunya manusia (Nabi Muhammad SAW) sama mengadakan perjalanan. Setelah sampai di batas yang ditentukan Jibril berkata : Ya Nabi Allah, saya tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan. Kalaulah Aku melangkah satu langkah saja. Niscaya aku akan binasa. Jadi, perjalanan dilanjutkan Nabi SAW untuk berjumpa dengan Allah (Disini menunjukkan bahwa manusia itu lebih mulia dari pada malaikat). Kemudian terjadi dialog antara Nabi SAW dan Allah SWT :
Nabi SAW berkata : “Attahiyyatul Mubarakaatush sholawaatuth thayyibatu lillaah”. “Ya Allah, segala penghormatan, keberkahan, sholawat dan kebaikan hanya milik-Mu ya Allah”
Allah SWT pun berfirman : “Assalaamualaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh”. “Wahai Nabi selamat sejahatera semoga tercurah kepada Engkau wahai Nabi Muhammad, semoga juga Rahmat Allah dan Berkah-Nya pun tercurah kepadamu wahai Nabi”
Nabi SAW berkata : “Assalaamualaina waalaa ibaadillaahish shoolihiin”. “Semoga salam sejahtera tercurah kepada kami dan hamba-hamba-Mu yang sholeh”.
Nabi SAW ketika itu masih mendokan kita : “Semoga salam sejahtera tercurah kepada kami dan hamba-hamba-Mu yang sholeh”. Begitulah sayangnya Nabi SAW kepada kita.
Ummat ku yang shaleh, Ya Allah. Pikir ummat, Inilah sayangnya nabi SAW kepada ummat.
Ketika Nabi SAW hendak meninggal dunia, malaikat Jibril berkata : Ya Kekasih Allah, hari ini surga sudah dihias seindah mungkin. Untuk menyambut kedatangan-Mu. Nabi SAW bertanya : Wahai Jibril, itu untuk-KU, apa untuk ummat ku. Nabi SAW pun masih ingat kepada kita. Malaikat Jibril berkata : Akan diharamkan ummat terdahulu masuk surga, sebelum ummat-Mu masuk surga. Nabi SAW jadi lega mendengar hal itu.
Ketika malaikat Izrail hendak mencabut nyawa Nabi SAW. Beliau bertanya : Apakah seperti ini juga nanti yang dirasakan ummatku. Malaikat Izrail menjawab : Ini yang paling ringan. Nabi SAW menangis bagaimana nanti dengan ummat-Ku, mereka nanti akan merasakan kesakitan yang luar biasa. Nabi SAW berdoa : Ya Allah, Engkau limpahkanlah semua kesakitan sakaratul maut ummat-Ku kepada KU, supaya mereka tidak merasakan kesakitan sakaratul maut. Di saat sakaratul maut pun Nabi SAW masih memikirkan ummatnya.
Sehingga akhir dari lisan Nabi SAW. Ummati, Ummati, Ummati.
Tetapi kita sebagai ummat-Nya jarang sekali mengingat Nabi SAW.
Orang yang pertama kali nantinya dibangkitkan adalah Nabi SAW. Ketika Nabi SAW telah dibangkitkan, Beliau bukan bertanya : Mana istriku Khadijah, mana anakku Fatimah, mana cucuku Hasan dan Husin tetapi yang ditanya oleh Nabi SAW adalah Aina ummati, Aina ummati, Aina ummati dimana ummatku, dimana ummatku, dimana ummatku.
Ketika hendak menyeberangi titian Shirotol Mustaqim, para nabi berkata : Robbi Sallimna, selamatkan Saya. Tetapi Nabi SAW berkata sambil berdiri di penghujung titian : Robbi Sallim Ummati, selamatkan ummatku. Disaat itu manusia jatuh keneraka seperti hujan. Titian Shirotol Mustaqim itu 500 tahun mendaki, 500 tahun mendatar, 500 tahun menurun. Melihat keadaan ini Nabi SAW menangis dan terus berkata : Robbi Sallim Ummati, Robbi Sallim Ummati, Robbi Sallim Ummati.
Begitulah sayangnya Nabi SAW kepada ummat.
Apalagi kita sebagai ummat akhir zaman Nabi SAW sangat sayang kepada kita.
Nabi SAW bersabda : “Sungguh aku sangat ingin berjumpa dengan saudara-saudaraku,” Seorang sahabat ra bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah kami ini saudara-saudaramu?” Rasulullah SAW menjawab, “Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah orang-orang yang beriman kepadaku padahal mereka belum pernah berjumpa denganku.” (Hr. Ahmad)
“Sungguh beruntung orang yang beriman kepadaku dan pernah melihatku (Nabi SAW sabdakan demikian satu kali). Dan sungguh beruntung (Nabi SAW sabdakan hingga tujuh kali) orang yang beriman kepadaku padahal ia tidak pernah melihatku! (Hr. Ahmad)
Nabi SAW adalah orang yang paling di cintai oleh Allah SWT, kenapa? Karena Nabi SAW adalah orang yang paling banyak mengajak ummat untuk mencintai Allah SWT.
Kalau kita juga mau di cintai Allah SWT, ajaklah manusia sebanyak-banyaknya mencintai Allah. Maka Allah SWT akan semakin cinta kepada kita.
Bagaimana pikir Nabi SAW menjadi pikir kita
Bagaimana risau Nabi SAW menjadi risau kita
Bagaimana ummat selamat dari azab yang pedih.

Dakwah Adalah Amalan Yang Paling Baik

Allah SWT menghantar makhluk yang paling mulia diatas permukaan bumi ini Nabi SAW untuk buat kerja dakwah. Manusia yang paling mulia buat kerja yang paling mulia yaitu  usaha dakwah.

1. Allah SWT buat dakwah

Allah SWT perintahkan kita shalat, puasa, zakat dan haji tetapi Allah SWT tidak mengerjakan itu semua. Tetapi Allah SWT perintahkan kita dakwah, Allah SWT juga buat dakwah.

Allah SWT berfirman :
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”. (QS. Yunus 25)

Allah SWT langsung menyeru (dakwah) kepada manusia ke Darussalam.
Jadi, dakwah ini adalah kerjanya Allah SWT

2. Nabi Muhammad SAW  buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al Jumu'ah 2)

3. Semua para Nabi dan Rasul  buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Dan andaikata Kami menghendaki benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul). Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar. (QS. Al Furqaan 51-52)

4. Ummat akhir zaman buat dakwah

Allah SWT berfirman :
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran 110)

Allah SWT muliakan ummat akhir zaman dengan dakwah. Padahal dakwah ini adalah kerjanya Allah SWT, Kerjanya Nabi Muhammad SAW, kerjanya para nabi. Jadi, kalau kita ingin dikatakan ummat yang terbaik “Harus buat dakwah”

Satu orang mahasiswa dikatakan yang terbaik kalau IP (Indeks Prestasinya) Kumlot. Kalau IP nya dibawah 3 tidak dikatakan mahasiswa yang terbaik.

Allah SWT pun tidak pernah katakan kalau kamu shalat, puasa, haji maka kamu akan menjadi ummat yang terbaik. Tetapi Allah SWT mengatakan kalau kita buat dakwah, maka kita akan dikatakan ummat yang terbaik. Jangan pernah mengaku ummat yang terbaik kalau belum dakwah. Jangan pernah mengaku mahasiswa terbaik kalau IP masih dibawah 3.

Allah SWT berfirman :
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat 33)

Allah SWT didalam ayat ini menantang kita, Siapakah yang lebih baik...?

Maknanya, tidak ada lagi amalan yang paling baik diatas permukaan bumi ini selain “Dakwah”. Jadi, amalan, perkataan yang paling baik itu adalah “Dakwah”.

Allah SWT berfirman :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)

Didalam ayat ini dikatakan sabili (Jalan) ini tunggal maknanya tidak ada lagi jalan yang lain. Selain mengajak kepada Allah (Dakwah). Kalau kita masih mencoba jalan lain untuk sampai kepada Allah SWT, sampai kapan pun kita tidak akan pernah sampai. Selain jalan Dakwah.

Umar berkata : Rasulullah, Abu Bakar dan Aku seperti 3 orang musafir. Aku pastikan Rasulullah sudah sampai ketujuannya. Abu Bakar pun berjalan dijalan yang sama dan aku juga pastikan Abu Bakar sampai ketujuaannya. Aku pun berjalan dijalan yang sama dan semoga berjumpa juga dengan Rasulullah dan Abu Bakar.

Apa nama jalannya “Ada’u Ilallah” Jalan Dakwah. Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar telah menempuh jalan ini dan selamat sampai ke tujuan. Kalaulah kita juga menempuh jalan yang sama maka kita pun akan sampai ketujuan.

Didalam ayat ini dikatakan lagi : “Ana Wamattaba’ani” aku dan orang-orang yang mengikutiku. Kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Yang dipertanyakan kalau kita tidak buat dakwah kita ini ummat siapa...?

Inilah yang kita minta setiap hari minimal 17 kali. “Ih dinas siraatal mustaqeem”. Jalan yang lurus. Apa jalan yang lurus itu...? Jalan dakwah

Jadi, hanya ada satu jalan untuk berjumpa dengan Allah yaitu jalan dakwah.

Dari Anas r.a berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : Sepagi atau sepetang di jalan Allah adalah lebih baik dari dunia dan segala isinya (Hr. Bukhari)

Kalau kita buat dakwah Sepagi atau sepetang maka akan diberi yang lebih baik dari dunia dan segala isinya. Maksud dunia dan segala isinya bukan benda-benda keduniaan. Emas, permata, gedung yang tinggi, gunung, lautan dsb, Bukan itu. Dunia dan segala isinya itu adalah andaikan semua amalan wali-wali dan manusia yang ada dipermukaan bumi ini dikumpulkan menjadi satu, maka lebih baik lagi sepagi atau sepetang dijalan Allah. Lebih baik lagi dari pada Mekkah, Madinah, Ka’bah, mesjid-mesjid yang ada dipermukaan bumi ini dan tempat-tempat mulia yang lainnya maka itu lebih baik lagi sepagi atau sepetang dijalan Allah.

Dakwah ini adalah kerja Allah SWT
Dakwah ini adalah kerja Nabi Muhammad SAW
Dakwah ini adalah kerja para Nabi dan Rasul
Dakwah ini adalah kerja ummat akhir zaman
Dakwah ini adalah syarat menjadi ummat yang terbaik
Dakwah ini adalah amalan yang paling baik
Dakwah ini adalah perkataan yang paling baik
Dakwah ini adalah satu-satunya jalan menuju Allah
Dakwah ini adalah lebih bai dari pada dunia beserta isinya

Inilah kemuliaan usaha dakwah, kalau kita buat usaha dakwah maka kita pun akan mulia disisi Allah SWT.

Jadi, apakah kita masih berpikir untuk tidak buat usaha dakwah...?

Insya Allah luangkanlah waktu anda 3 hari saja untuk belajar usaha dakwah Nabi SAW

Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk Agama...?

Bukan mudah Nabi buat usaha, Nabi pergi pagi dengan baju yang berwarna putih pulang petang dengan baju yang berwarna merah karena berlumuran darah dengan rambut penuh debu  menghadapi bermacam-macam kesusahan dan penderitaan caci maki bahkan ancaman bunuh dari pada orang-orang kafir yang ketika itu belum menerima Agama ini.
Ketika Nabi SAW belum buat dakwah, seluruh penduduk mekkah panggil dengan al amin (Nabi yang terpercaya) Nabi ash siddiq (Nabi yang bisa dipegang bicaranya) Nabi at tayyib (Nabi yang paling baik). Tetapi ketika Nabi SAW mulai buat usaha dakwah satu persatu gelar itu mereka ganti, Nabi al majenun (Nabi gila) Nabi pendusta Nabi adalah ahli sihir yang nyata dan pendusta besar. (na'udzubillah)
Dalam riwayat dari Manbat Al-Azdi, katanya: Pernah aku melihat Rasulullah SAW di zaman jahiliah, sedang beliau menyeru orang kepada Islam, katanya: 'Wahai manusia sekaliani Ucapkanlah 'Laa llaaha lliallaah!' nanti kamu akan terselamat!' beliau menyeru berkali-kali kepada siapa saja yang beliau temui. Malangnya aku lihat, ada orang yang meludahi mukanya, ada yang melempar tanah dan kerikil ke mukanya, ada yang mencaci-makinya, sehingga ke waktu tengah hari.
Kemudian aku lihat ada seorang wanita datang kepadanya membawa sebuah kendi air, maka beliau lalu membasuh wajahnya dan tangannya seraya menenangkan perasaan wanita itu dengan berkata: Hai puteriku! Janganlah engkau bimbangkan ayahmu untuk diculik dan dibunuh ... ! Berkata Manbat: Aku bertanya: Siapa wanita itu? Jawab orangorang di situ: Dia itu Zainab, puteri Rasuluilah SAW dan wajahnya sungguh cantik.
(Majma'uz Zawa'id 6:21)
Ketika Nabi berada di Ka'bah, tiba-tiba datang Uqbah bin Abu Mu'aith, lalu dibelitkan seutas kain pada tengkuk beliau dan dicekiknya dengan kuat sekali. Maka seketika itu pula datang Abu Bakar ra membantu. Uqbah bin Abu Mu'aith juga telah mencurahkan taik unta ketika Nabi SAW sujut.
Ketika Nabi SAW diangkat menjadi Nabi, 1 detik pun dipikiran Nabi SAW tidak terpikir lagi untuk buat usaha dunia. Bahkan harta kekayaan Nabi SAW satu demi satu semua dikorbankan untuk agama.
Nabi SAW diangkat menjadi Nabi usia 40 tahun. Kita sekarang sudah usia 50, 60, bahkan 70 tahun, lebih disibukkan dengan perkara dunia.
Nabi SAW gelisah kalau ada makanan dirumahnya. Hari ini kita gelisah kalau tidak ada makanan dirumah. Ada 5 butir kurma dirumah Nabi SAW, malam itu juga diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Nabi SAW gelisah kalau ada uang dirumahnya. Hari ini kita gelisah kalau tidak ada uang dirumah. Ada 5 buah keping uang dinar dirumah Nabi SAW, malam itu juga diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Beberapa bulan tidak pernah berasap dirumah Nabi SAW karena tidak ada yang dimasak. Lapar adalah tamu harian Nabi SAW.
Suatu ketika satu shaf shalat berjamaah sahabat telah roboh dimesjid karena lapar. Nabi SAW berkata : “Wahai para sahabatku andaikan kalian mengetahui fhadilahnya maka yang lebih berat dari itu pun kalian akan mau”. Nabi SAW membuka bajunya dan para sahabat melihat diperut Nabi SAW terikat 3 buah batu untuk mengganjal perutnya.
Satu shaf shalat berjamaah sahabat telah roboh dimesjid karena lapar. Hari ini kita karena kekenyangan tidak mau shalat berjamaah ke mesjid.
Selama 3 tahun Nabi, istrinya khadijah dan para sahabat di boikot dan mereka makan daun-daun yang kering untuk mempertahankan hidup. Ketika itu badan khadijah sudah tidak ada daging lagi hanya tinggal tulang belulang karena tidak makan.
Satu hari Nabi SAW pulang dari kerja dakwah dan dia dapati khadijah sedang menyusui Fatimah. Bukan air susu lagi yang diminum oleh Fatimah tetapi darah. Nabi SAW mengambil Fatimah dan menaruhnya ditempat tidur dan Nabi SAW pun tertidur dipangkuan khadijah karena lelah buat dakwah. ketika itu dengan belaian kasih sayang membelai kepala Nabi SAW terasa air mata Khadijah menetes di pipi Nabi.
Semua orang telah menjauh darimu seluruh harta kekayaanmu telah habis adakah engkau menyesal wahai Khadijah mempersuamikan aku.
Khadijah berkata : “Wahai suamiku , wahai Nabi Allah bukan itu yang aku tangiskan, dahulu aku memiliki kemuliaan, kemuliaan itu aku serahkan pada Allah dan Rasul-Nya, dahulu mempunyai kebangsawanan, kebangsawanan itu aku serahkan pada Allah dan Rasul-Nya, dahulu aku memiliki harta kekayaan dan kuserahkan juga pada Allah dan Rasul-Nya”.
Wahai Rasulullah sekarang aku tidak mempunyai apa-apa lagi, tetapi engkau masih terus memperjuangkan Agama ini, “Wahai Rasulullah sekiranya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah sungai, lautan engkau tidak mempunyai rakit atau jembatan maka engkau galilah lubang kuburku engkau gali engkau ambil tulang belulangku engkau jadikanlah sebagai jembatan untuk menyebrangi sungai itu untuk jumpa manusia ingatkan kepada mereka kebesaran Allah ingatkan kepada mereka yang hak ajak mereka kepada Islam wahai Rasulullah”.
2/3 harta kekayaan kota Mekkah milik khadijah tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat tidak ada pakaian tidak ada kafan digunakan untuk menutupi jasad Khadijah, Bahkan pakaian Khadijah yang digunakan ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan.
Kalaulah kita mempunyai 2/3 kekayaan kota Jakarta, maka kita akan termasuk orang yang paling kaya di Indonesia. Tetapi Khadijah telah mengorbankan itu semua untuk agama.
Khadijah tidak pernah shalat, puasa, zakat dan haji. Khadijah hanya buat dakwah dan berkorban untuk agama. Tetapi Allah SWT masukkan Khadijah kedalam surga yang tidak ada kesibukan dan bising. Wanita itu identik dengan sibuk dan bising karena merawat anak.
Bagaimana penderitaan Bilal r.a. yang ditindih dengan batu besar di tengah padang pasir ketika matahari sedang terik membakar kulit. Kemudian dicambuk badannya terus-menerus. Yang mencambuknya saja capek. Bagamana pula dengan yang dicambuk.
Bagaimana pedihnya penyiksaan yang dialami Khabab bin al Arat ra tubuhnya diseret di atas timbunan bara api sehingga lemak dan darah yang mengalir dari tubuhnya memadamkan bara api itu.
Bagaimana keluarga Ammar bin Yasir, Ayahnya mati dalam penyiksaan dan ibunya, Sumayyah r.ha wanita pertama dikalangan sahabiyah yang mati syahid. Kemaluannya ditikam hingga ke dadanya oleh Abu Jahal.
Satu orang sahabiyah telah mendatangi Nabi SAW. Ya Nabi Allah, engkau bawalah anakku ini untuk ikut berperang (anak yang masih merah dalam pangkuan). Nabi SAW bertanya : “Apa yang bisa dilakukan oleh anak sekecil ini. Sahabiyah itu menjawab : “Andaikan dalam peperangan ada yang ingin membunuhmu, engkau jadikanlah anakku ini sebagai tameng”.
Begitulah penderitaan Nabi, khadijah dan para sahabat memperjuangkan agama sehingga kita bisa merasakan islam hari ini.
“Di antara orang-orang sebelum kumu, ada yang digalikan Sebuah lubang untuknya lalu ia dimasukkan ke dalamnya, kemudian diletakkan sebuah gergaji di atas kepalanya dan ia pun dibelah menjadi dua bagian. Ada pula yang disisir badannya dengan sisir besi hingga kulit dan dagingnya terkelupas, namun semua itu tidak menghalangi mereka dari Dien mereka.” (Hr. Bukhari)
Agama tersebar hingga hari ini kita kenal Allah bukan dengan mudah, Agama sampai pada kehidupan Agama, Agama sampai pada kampung kita, Agama sampai masuk kedalam rumah-rumah kita, Agama sampai pada ke hati-hati kita.
Bukan di bawa oleh burung, bukan dibawah oleh angin, bukan dibawah oleh air sungai yang mengalir tapi dibawah oleh pengorbanan Nabi dan para Sahabat, dibawah oleh para janda-janda para sahabat, dibawah oleh yatim-yatim para sahabat.
Hari ini kita senang-senang amal Agama diatas penderitaan dan jeritan janda-janda dan yatim-yatim para sahabat.

Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Khadijah r.ha.
Hari ini kita senang amal-amal Agama diatas penderitaan Nabi SAW.
Kalaulah hari ini kita tidak menghargai pengorbanan mereka apa yang harus kita jawab dihadapan Allah
Kalaulah kita jumpa Allah
Apa yang kita jawab dihadapan Nabi, apa...? Yang telah mengorbankan seluruh kehidupannya untuk agama.
Apa yang kita jawab dihadapan Abu Bakar, apa...? Yang telah menghabiskan seluruh harta bendanya untuk Agama.
Apa yang kita jawab dihadapan para sahabat, apa...? Yang mengorbankan harta dan dirinya dan syahid jalan Allah.
Apa yang kita jawab dihadapan para sahabiyah, apa...? Yang mengorbankan suami nya syahid di jalan Allah
Apa yang kita jawab dihadapan anak-anak yatim para sahabat, apa...? Yang telah menggerakan ayahnya untuk memperjuangkan Agama.
Agama sangat berhajat pada pengorbanan, semakin banyak kita berkorban maka kecintaan kepada agama pun akan semakin kuat.
Pengorbanan Nabi, Khadijah dan para sahabat dibandingkan kita belumlah ada apa-apanya. Tetapi untuk meluangkan waktu 3 hari setiap bulan pun masih terasa berat. Untuk melungkan waktu 40 setiap tahun pun terasa berat.
Ya Allah, ampuni kami yang masih banyak main-main dalam dakwah. 
Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk Agama...?
Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk Agama...?
Apa Yang Sudah Kita Korbankan Untuk Agama...?

Islam masuk ke Indonesia waktu Nabi Muhammad SAW masih hidup

Sebagai pelabuhan niaga samudera, Barus (Lobu Tua) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Bahkan ada juga yang memerkirakan lebih jauh dari itu, sekitar 5000 tahun sebelum Nabi Isa lahir. Perkiraan terakhir itu didasarkan pada temuan bahan pengawet dari berbagai mummy Fir'aun Mesir kuno yang salah satu bahan pengawetnya menggunakan kamper atau kapur barus. Getah kayu itu yang paling baik kualitasnya kala itu hanya ditemukan di sekitar Barus. Sejarawan di era kemerdekaan, Prof Muhamad Yamin memerkirakan perdagangan rempah-rempah diantara kamper sudah dilakukan pedagang Nusantara sejak 6000 tahun lalu ke berbagai penjuru dunia. Seorang pengembara Yunani, Claudius Ptolomeus menyebutkan bahwa selain pedagang Yunani, pedagang Venesia, India, Arab, dan juga Tiongkok lalu lalang ke Barus untuk mendapatkan rempah-rempah. Lalu pada arsip tua India, Kathasaritsagara, sekitar tahun 600 M, mencatat perjalanan seorang Brahmana menacari anaknya hingga ke Barus. Brahmana itu mengunjungi Keladvipa (pulau kelapa diduga Sumatera) dengan rute Ketaha (Kedah-Malaysia), menyusuri pantai Barat hingga ke Karpuradvipa (Barus). 
Pada sekitar tahun 627-643 atau tahun pertama Hijriahki kelompok pedagang Arab memasuki pelabuhan Barus. Diantara mereka tercatat nama Wahab bin Qabishah yang mendarat di Pulau Mursala pad a 627 M. Ada juga utusan Khulafaur Rasyidin bernama Syekh Ismail yang singgah di Barus sekitar tahun 634. Sejak itu, bangsa Arab (Islam) mendirikan koloni di Barus. Bangsa Arab menamakan Barus dengan sebutan Fansur atau Fansuri, misalnya oleh penulis Sulaiman pada 851 M dalam bukunya Silsilatus Tawarikh. Berikutnya Dinasty Syailendra dari Champa (Muangthai) menaklukkan empirium Barus sekitar 850 M dan menamakan koloni itu seabagai Kalasapura. Setelah penaklukan itu, di kota pelabuhan itu berdiri koloni yang terdiri dari berbagai bangsa terpisah dari penduduk asli. Seabad setelah itu, bangsa Eropa menemukan Barus. Penjelajah terkenal Marcopolo menjejakkan kakinya di bandar perniagaan itu pada 1292 M. Sedangkan sejarawan muslim ternama, Ibnu Batutah, mengunjungi Barus pada 1345 M. Berikutnya pelaut Portugis berdagang di kota ini pada 1469 M. Sedangkan pedagang dari berbagai belahan dunia lain menyinggahi Barus, tercatat dari Srilanka, Yaman, Persia, Inggeris, dan Spanyol. 
Emporium Sarus
Banyak sejarawan muslim mengaku arti penting pantai Barat Pulau Sumatera sebagai salah satu daerah awal masuknya Islam ke Nusantara. Namun belum ada kesepakatan dintara mereka, apakah Barus merupakan lokasi pertama masuknya Islam. Pandangan itu setidaknya mengemuka dalam Seminar I "Masuknya Islam di Nusantara" yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1963. Dalam seminar itu, seorang sejarawan lokal, bernama Dada Meuraksa berkeyakinan Islam masuk ke Barus pada tahun I Hijriah, berdasarkan penemuan batu nisan Syekh Rukunuddin di komplek pemakaman mahligai. 
Batu nisan itu menginformasikan bahwa Syekh Rukunuddin wafat dalam usia 100 tahun, 2 bulan, dan 22 hari pada tahun hamim atau hijaratun Nabi. Meuraksa menerjemahkan ha - mim itu 8-40 yang kemudian dijumlahkan menjadi 48 H. Perhitungan itu berdasarkan Ilmu Falak dari kitab Tajut Mutuk. Namun pada seminar itu pandangan Meuraksa disangkal ulama terkenal Sumut saat itu, ustadz HM Arsyad Thalib Lubis. Menurut ulama pendiri AI Jam'iyatul Washliyah ini, bukti nisan tidak dapat dijadikan dasar penentuan. Perbedaan itu terus berlangsung hingga belasan tahun kemudian. Baru pada 1978 sejumlah arkeolog dipirnpin Prof DR Hasan Muarif Ambary melakukan penelitian terhadap berbagai nisan makam yang ada di sekitar daerah Barus. Pada penelitian terhadap nisan Syekh Rukunuddin, arkeolog dari Universitas Airlangga Surabaya itu meyakini Islam sudah masuk sejak tahun I Hijriah. Hal itu berdasarkan pada perhitungan yang menguatkan pendapat pertama oleh sejarawan local Dada Meuraksa yang didukung sejumlah sejarawan lainnya. 
Perhitungan masuknya Islam di Barus itu didukung pula dengan temuan 44 batu nisan penyebar Islam di sekitar Barus yang bertuliskan aksara Arab dan Persia. Misalnya batu nisan Syekh Mahmud di Papan Tinggi. Makam dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut itu, menurut ustadz Djamaluddin Batubara, hingga kini masih ada, namun ada yang belum bisa diterjemahkan, Hal itu disebabkan tulisannya merupakan aksara Persia kuno yang bercampur dengan huruf Arab. Ustadz Djamaluddin Batubara memiliki teori lain tentang keberadaan makam Syekh Mahmud yang letaknya terpencil di ketinggian bukit Papan Tinggi, Menurutnya, Syekh Mahmud berasal dari Hadramaut, Yaman, dan diperkirakan datang lebih awal dari Syekh Rukunuddin, yakni pada era 10 tahun pertama dakwah rasulullah Muhammad SAW di Mekkah, Masa kedatangan ulama, yang diduga masih kerabat dan sahabat nabi itu, membawa ajaran Islam Tauhid tanpa Syariat, "Itu sebabnya di makam itu belum ada penanggalan, melainkan sabda nabi SAW yang bermakna tauhid," jelas ustadz Djamaluddin. Selain itu, ketinggian makam itu disbanding 43 makam lain menjadi alasan terdahulunya kedatangan Syekh Mahmud ketimbang penyebar Islam lainnya. 
Dijelaskan oleh ustadz lulusan Pondok Pesantren Purba Baru ini, Syekh Mahmud adalah merupakan penyebar Islam pertama di Barus, sedangkan 43 ulama lainnya merupakan pengikut dan murid-muridnya. Ke 43 makam ulama penyebar Islam itu diantaranya, makam Syekh Rukunuddin, Tuanku Batu Badan, Tuanku Ambar, Tuan Kepala Ujung, Tuan Sirampak, Tuan Tembang, Tuanku Kayu Manang, Tuanku Makhodum, Syekh Zainal Abidin Ilyas, Syekh Ahmad Khatib Sidik, dan makam Imam Mua'azhansyah. Selanjutnya makam Imam Chatib Miktibai, Tuanku Pinago, Tuanku Sultan Ibrahim bin Tuanku Sultan Muhammadsyah Chaniago, dan makam Tuanku Digaung. 
Dikatakan oleh ustadz Djamaluddin, keberadaan Islam di Barus berhubungan langsung dengan Islam di Aceh. Beberapa arsip kuno menunjukkan adanya tiga ulama Islam yang menghubungkan Barus dan Aceh. Misalnya, keberadaan ulama terkenal Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Syamsuddin as Sumatrani, paham paham keagamaan mereka berseberangan dengan Syekh Abdul Rauf Singkil. Diyakini banyak sejarawan Islam, kedua ulama terdahulu bermukim dan menyebarkan pahamnya di Barus setelah paham Wujudiah mereka mendapat serangan dari Syekh Abdul Rauf Singkil dan tidak diakui di Kerajaan Islam Samudera Pasai, Aceh. 
Menurut ustadz Djamaluddin Batubara, etnik Batak dikenal sangat teguh memegang adat istiadat melebihi apapun. Sedangkan adat istiadat mereka pegang diperkuat dengan ajaran lokal Parmalim atau Sipetebegu. Namun patut dicatat, awalnya masuknya Islam dimasa Syekh Mahmud dan 43 ulama lainnya, diperkirakan tidak ada penolakan, malah terjadi sinkretisisme simbolik. Baru pada periode kedua masuknya Islam sekitar abad 17 M, ajaran itu ditolak, karena berlawanan dengan adat kebiasaan masyarakat setempat, "Jelasnya, ketika Islam tauhid atau sufistik datang, tak ada penolakan. Baru ketika Islam syariat datang masyarakat menolak," tegas Djamaluddin.

Saham Dakwah

Maulana Mustaqim telah bertanya : Apa niat kamu kalau adzan?
Dijawab : Niat saya untuk memanggil orang kampung shalat berjamaah
Ada lagi yang menjawab : Niat saya untuk menghidupkan suasana agama
Ada lagi yang menjawab : Niat saya untuk dakwah
Maka Maulana Mustaqim : kalau niat kita hanya untuk memangil orang kampung untuk shalat ini niat yang kecil dan adzan itu memang dakwah yang sempurna.
Jadi niat kita ketika mengumandangkan adzan adalah untuk memanggil semua manusia yang ada di seluruh dunia ini untuk shalat. Maka setiap orang yang shalat diseluruh penjuru dunia akan mengalir pahalanya untuk kita.
Jadi, dakwah pun begitu
Ketika kita buat dakwah niatnya pun, buat dakwah diseluruh penjuru dunia.
Jaulah, niat seluruh alam
Taklim, niat seluruh alam
Bayan, seluruh alam
Silaturrahmi, niat seluruh alam
Kalau ada orang yang dapat hidayah di Amerika, asbab kerja dakwah maka kita juga akan mendapatkan pahala yang sama.
Dari Abu Hurairah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Siapa yang menyeru kearah hidayah dan pekerjaan yang baik, dia akan mendapat pahala sama banyak dengan pahala orang-orang yang mengikutnya. Dan tidak mengurangi sedikit pun pahala orang-orang yang mengikutinya. Begitu juga, sesiapa yang menyeru kejalan kesesatan, dia akan mendapat dosa sepertimana dosa orang-orang yang mengikuti kesesatan itu. Dan karenanya tidaklah berkurangan dosa orang-orang yang mengikutinya itu. (HR. Muslim)
Ada 10 orang mengumpulkan modal dan beli satu buah kapal. Setiap hari mereka pergi kelaut dan mendapatkan ikan yang banyak. Kalau dijual ikannya, uangnya mencapai 10 juta. Maka uang yang 10 juta ini akan dibagi bersama 1 juta/orang tanpa mengurangi sedikit pun uang yang lain. Lama kelamaan usaha ini berkembang mereka (yang 10 orang tadi) mempunyai 100 kapal. 10 kapal di daerah Sumatra, 10 kapal di daerah Jawa, 10 kapal didaerah Sulawasi. Maka setiap hari mereka mendapatkan uang 1 milyar dan dibagi 10. 100 juta perorang setiap harinya.
Inilah yang dikatakan amalan ijitimaiyat (amalan bersama). Ketika kita keluar 4 bulan satu jamaah 8 orang. Dapat taskielan 1 jamaah 4 bulan, 3 jamaah 4 hari dan taskielan 3 hari. Maka yang 8 orang ini akan mendapat pahala yang sama.
Inilah dahsyatnya amalan ijitimaiyat. Setiap orang yang terlibat didalamnya akan mendapatkan pahala yang sama. 4000 masuk islam di Papua asbab kerja dakwah maka kita akan mendapat pahala yang sama. 100 orang masuk Islam di Inggris asbab kerja dakwah maka kita akan mendapat pahala yang sama. 120 jamaah 4 bulan telah dikeluarkan dari ijitima Yordan maka kita akan mendapat pahala yang sama, dsb. Seperti menanam saham. Saham dakwah kita diseluruh dunia.
Sampai kapan kita akan mendapat pahala yang sama (saham dakwah)...?
Selama kita masih istiqamah dalam dakwah, kalau sudah tidak istiqamah dalam dakwah maka sham kita pun akan dicabut.
Bagaimana yang dikatakan istiqamah dalam dakwah...?
Masih buat amal Maqami dan Intiqali.
Misalkan :
Bulan ke 1 keluar 3 hari
Bulan ke 2 tidak keluar lagi
Bulan ke 3 tidak keluar lagi
Maka saham dakwah kita pun akan dicabut. Kita sudah dihitung tidak buat usaha dakwah lagi. Dan ketika kita mati dalam keadaan seperti ini maka matinya tidak dalam dakwah.
Mati dalam dakwah bukan berarti kita mati ketika keluar 40 hari 4 bulan.
Mati dalam buat amal maqami pun dihitung mati dalam dakwah.
Orang yang mati dalam dakwah maka pahalanya akan terus mengalir kepadanya walaupun dia sudah meninggal dunia.
Satu orang tukang bakso keliling-keliling. Didalam benaknya dalam satu hari itu tidak terpikir siapa saja yang akan membeli baksonya. Setiap hari istiqamah jual bakso keliling-keliling tanpa memandang panas atau pun hujan dan lelah terus saja keliling. Karena tukang bakso ini tahu betul, dia berjualan bukan untuk orang lain tetapi untuk dirinya sendiri. Akan mendapatkan uang dari hasil penjualannya. Kalau saya tidak jualan bakso maka orang-orang tidak akan makan bakso. Ini pemikiran yang salah karena masih banyak lagi penjual bakso lainnya. Jadi, manfaatnya untuk dirinya sendiri, itu yang paling utama. Walaupun asbab dia orang lain bisa makan bakso.
Setiap hari pekerja dakwah keliling-keliling, silaturrahmi, jaulah. Kita tidak bisa berpikir siapa yang akan diberi hidayah oleh Allah SWT. Yang penting setiap hari istiqamah buat dakwah tanpa memandang panas atau pun hujan dan lelah terus saja keliling. Kita pun harus tanamkan didalam hati kerja dakwah ini untuk saya bukan untuk orang lain. Kita akan mendapatkan pahala di setiap amalan yang kita buat. Jangan kita pernah berpikir kalau saya tidak buat silaturrahmi dan jaulah maka orang kampung tidak akan dapat hidayah karena masih banyak lagi pekerja dakwah yang lainnya.
Allah SWT berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al Ahzab 70-71)
“Katakanlah perkataan yang benar” maksudnya buat dakwah.
Janji Allah ada pada orang-orang yang buat dakwah bukan pada orang-orang yang di dakwah. Allah akan memperbaiki amalannya dan mengampuni dosa-dosanya.
Yang mendapat manfaat itu orang yang buat dakwah bukan orang yang di dakwah. Orang yang kita dakwah belum tentu dapat hidayah karena hidayah itu hak mutlak milik Allah SWT. Siapa saja bisa diberi hidaya oleh Allah SWT. Kerja kita hanya buat dakwah dan dakwah.
Insya Allah, semua niat menjadikan dakwah maksud hidup kita
Semua kita niat bagaimana seluruh kehidupan kita ini untuk dakwah bukan hanya 3 hari, 40 hari dan 4 bulan tetapi "All Life".
Jangan "All Wife", Seluruh kehidupan kita habiskan untuk istri.
Bedanya cuma sekikit sekali "L" dan "W" tetapi pengaruhnya sangat berguna untuk kehidupan kita didunia dan akhirat.
Semua sedia Insya Allah menggunakan seluruh kehidupannya untuk dakwah.
Yang sudah lama tidak nisab 3 hari, insya Allah keluar lagi
Yang belum keluar 40 hari, 4 bulan tahun ini, insya Allah keluar lagi

Sampaikanlah Walau Satu Ayat

Wahyu yang kedua kalinya turun Ya ayyuhal Mudatsir. Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!. Buat dakwah. Kita mengetahui wahyu yang pertama kali turun adalah Iqra Bismi Rabbikal Lazi Khalaq. “Bacalah, Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya “.
Wahyu yang pertama terdiri dari 5 ayat. Nabi SAW waktu itu masih faham 5 ayat saja. Sudah diperintahkan buat dakwah. Sekembalinya dari Gua Hira Nabi Muhammad SAW menggigil dan berselimut. Malaikat Jibril datang kembali menyampaikan wahyu yang kedua. Ya ayyuhal Mudatsir, Hai orang yang berselimut, bangunlah, bangunlah. Buat dakwah. Yang perlu digaris bawahi disini Nabi SAW ketika itu masih tahu 5 ayat saja. Tetapi sudah disuruh buat dakwah.
Di hari pertama Nabi SAW buat dakwah. Beliau telah dakwah kepada istrinya Khadijah dan masuk islam. Dakwah kepada Zaid bin Haritsah dan masuk islam. Zaid adalah seorang budak yang dibeli oleh Nabi SAW dan menjadikannya anak angkat. Dakwah kepada keponakannya Ali bin Abi Thalib dan masuk islam. Dakwah kepada temannya Abu Bakar dan masuk islam. Di hari pertama Nabi SAW buat dakwah telah mengislamkan 4 orang.
Abu Bakar telah bertanya kepada Nabi SAW. Ya Nabi Allah apa tugas dan kewajiban saya? Nabi SAW menjawab :”Apa tugas saya itulah tugas kamu”. Apa tugas Nabi SAW? Buat dakwah. Abu Bakar pun langsung buat dakwah. Yang perlu digaris bawahi disini Abu Bakar ketika itu tidak tahu apa-apa mengenai islam dan tidak satu ayat pun yang beliau tahu. Yang diketahui Abu Bakar islam itu adalah “Dakwah”. Abu Bakar ketika itu Cuma tahu satu kalimat saja. Yaitu kalimat iman.  “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah”.     
Dari Aisyah r.ha. menceritakan, “Abu Bakar ra. keluar untuk menemui Rasulullah SAW karena memang ia sudah bersahabat dengan Nabi SAW sejak masa jahiliyah. Ketika bertemu dengan Nabi SAW. ia berkata, “Hai Abdul Qasim (Nabi Muhammad SAW), Engkau telah diasingkan dari majelis kaummu, dan mereka menuduhmu telah menghina nenek moyang mereka.” Rasulullah SAW bersabda, “Aku adalah Rasul Allah, aku mengajak engkau kepada (agama) Allah.” Setelah beliau selesai menyampaikan ucapannya (dakwahnya), maka Abu Bakar ra. pun memeluk Islam. Lalu Rasulullah SAW pergi meninggalkan Abu Bakar, dan tiada seorang pun di antara kedua bukit Makkah yang lebih berbahagia daripada Rasulullah SAW dengan masuk islamnya Abu Bakar ra. Dari sana Abu Bakar ra. pergi kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Saad bin Abu Waqqash r.hum. (untuk mengajak mereka kepada Islam). Maka mereka pun semuanya memeluk Islam. Esok harinya Abu Bakar ra datang kepada Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdur Rahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Asad, dan Arqam bin Abil Arqam, lalu membawa mereka semua (kepada Rasulullah SAW maka mereka pun masuk Islam).” (Al Bidaayah Wan Nihaayah III/80)
Dihari pertama Abu Bakar masuk islam, beliau telah mengislamkan 4 orang dan di hari kedua Abu Bakar masuk islam, beliau telah mengislamkan 5 orang lagi. Dalam jangka 2 hari Abu Bakar sudah mengislamkan 9 orang.
Jadi, 10 Assabiqunal Awwalun itu adalah 4 orang taskilan Nabi SAW dan 6 orang taskilan Abu Bakar yaitu : Khadijah, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Saad bin Abu Waqqash, Utsman bin Mazhun, Abu Ubaidah bin Jarrah.       
Nabi SAW baru faham 5 ayat sudah diperintahkan buat dakwah. Abu Bakar baru tahu satu kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” sudah diperintahkan buat dakwah.
  1. Bolehkah anak kecil mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  2. Bolehkah seseorang yang sama sekali belum pernah sekolah mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  3. Bolehkah seorang preman mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  4. Bolehkah tukang becak mengumandangkan adzan...? Jawabnya boleh.
  5. Bolehkah ulama mengumandangkan adzan...? Jawabnya tentu boleh.
Jadi, intinya siapa saja boleh mengumandangkan adzan. Asal dia tahu lafadz-lafadznya (Islam).
Setelah selesai adzan kita akan berdoa “Allahumma Robba Hadzihid Da'waatit Taammah...” Wahai Tuhanku yang mempunyai seruan yang sempurna... Dakwah yang sempurna. Adzan adalah dakwah yang sempurna. Ketika adzan dikumandangkan semua di seru. Pejabat, penjahat, tukang babat, ulama, ustadz, pemabuk, pedagang, petani. Bahkan Yahudi dan Kristiani pun mendengan seruan adzan.
Dalam dakwah pun begitu semua kalangan didatangi. Tanpa memandang status, pangkat dan jabatan. Ketika buat dakwah ulama didatangi, penjahat pun didatangi karena itu memang tanggung jawab kita.
Adzan adalah dakwah yang paling sempurna dan siapa saja boleh mengumandangkan adzan dan semua kalangan diseru, dipanggil untuk datang kemesjid memenuhi panggilang Allah SWT.
Jadi, tidak harus tamatan pesantren, S1, S2 atau S3 baru boleh buat dakwah. Siapa saja boleh buat dakwah karena tanggung jawab usaha dakwah ini, tanggung jawab semua orang islam yang ada kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” didalam hatinya.
Allah SWT berfirman :
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar”, (QS. Ali 'Imran 110)
Jadi, kita ini sebagai umat akhir zaman adalah umat dakwah yang di hantar untuk buat dakwah kepada seluruh manusia.
Allah SWT berfirman :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf 108)
Aku (Nabi SAW) dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah. Didalam ayat ini dikatakan kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Yang dipertanyakan kalau kita tidak buat dakwah kita ini ummat siapa...?
Ketika adzan dikumandangkan. Seorang anak kecil telah berkata kepada ayahnya. Wahai ayahku, bagaimana kalau kita shalat berjamaah dimesjid. Perkataan anak ini pun sudah dinilai dakwah. Karena dakwah itu “Mengajak”. Jadi, tidak perlu ilmu yang banyak untuk buat dakwah. Satu ayat saja yang kita ketahui sudah disuruh untuk disampaikan.
Nabi SAW bersabda : “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat”. (HR Ahmad, Bukhari, Tarmidzi)
Setiap umat islam yang baligh bahkan anak-anak pun hafal Al Faatihah. Al Faatihah itu 7 ayat sedangkan yang dikatakan Nabi SAW : “Sampaikanlah walau satu ayat”. Jadi, paling minimal setiap orang islam sudah hafal 7 ayat.
Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Nabi SAW baru faham 5 ayat sudah diperintahkan buat dakwah. Kita sudah tahu 7 ayat. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Abu Bakar baru tahu satu kalimat “Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah” sudah diperintahkan buat dakwah. Kita sudah bisa shalat, zikir, doa dsb. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Siapa saja boleh mengumandangkan adzan dan ini adalah dakwah yang sempurna. Kita pun pasti bisa mengumandangkan adzan. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Nabi SAW pun bersabda : “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat”. Kita sudah hafal puluhan ayat. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Didalam surat Yusuf dikatakan kalau kita mengaku pengikut Nabi SAW harus buat dakwah. Jadi, tidak ada alasan kalau kita tidak buat dakwah.
Kita sering berpendapat bahwa jika kita tidak konsekuen dengan ajakan kita dan kita merasa bukan ahlinya, maka tidak selayaknya kita menasihati orang lain. Ini adalah tipuan yang sangat nyata. Jika kita menunaikan suatu tugas dan tugas itu adalah perintah Allah SWT, maka kita tidak boleh mundur sedikit pun. Kita hendaknya memulai kerja dakwah ini dengan kepahaman bahwa dakwah ini adalah perintah Allah SWT. Insya Allah, usaha dan kesungguhan yang kita lakukan akan membawa kemajuan, kekuatan, dan istiqamah. Hendaknya kita kerjakan terus-menerus sehingga kita akan mendapat kedekatan dengan Allah SWT.
Dari Anas ra. ia berkata, kami bertanya, “Ya Rasulullah, kami tidak akan menyuruh orang untuk berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan semua kebaikan dan kami tidak akan mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan semua kemungkaran.” Maka Nabi SAW. bersabda, “Tidak, bahkan serulah kepada kebaikan meskipun kalian belum mengamalkan semuanya, dan cegahlah dari kemungkaran, meskipun kalian belum meninggalkan semuanya.” (HR. Thabrani).
Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah.
Tanamkanlah didalam hati kita bahwa dakwah ini perintah Allah SWT sunnah Nabi SAW dan dakwah ini adalah tanggung jawab saya. Walau pun kita hanya seseorang yang tidak pernah sekolah. Tidak bisa baca dan tulis. Nabi SAW saja tidak bisa baca dan tulis tetapi tetap buat dakwah. 
Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah. 
“Saya tidak ada keberanian, kekuatan untuk buat dakwah”.
Ini rata-rata penyakit umat islam. Bagaimana cara mengatasinya...?
Supaya bisa buat dakwah. Solusinya buat “Usaha Dakwah”
Untuk buat usaha kita perlu waktu. Usaha perdagangan perlu waktu. Usaha pertanian perlu waktu. Usaha dakwah pun begitu juga, perlu meluangkan waktu. Tahap pertama luangkan waktu 3 hari untuk usaha dakwah. Setelah 3 hari belajar usaha dakwah maka kita akan mendapatkan SIM (Surat Izin Mengajak, Surat Izin Menyampaikan, Surat Izin Mendakwah). Setelah 3 hari, maka kita akan ada kekuatan, keberanian untuk buat dakwah kepada keluarga, teman dsb. 
Jadi, tidak ada alasan lagi kalau kita tidak buat dakwah.