Halaman

Cara Untuk Menghilangkan Sifat Sombong...?

Manusia dicibtakan dari air yang hina, dikeluarkan dari tempat yang hina dan kalau hidup tanpa agama akan menjadi manusia yang hina. Manusia dilahirkan tidak bawa apa-apa dan mati pun tidak bawa apa-apa kecuali hanya selembar kain kafan. 

Suatu Ketika Jibril AS bertanya kepada Nabi SAW,”Wahai Muhammad lebih mulia mana aku atau dirimu ?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Lebih mulia aku karena engkau diutus untuk aku.” Benar kata Jibril, lalu Jibril bertanya lagi, “Lebih mulia mana engkau atau agama islam ?”, Nabi SAW menjawab, “Lebih mulia islam, karena aku diutus untuk islam.”

Kertas yang digunakan untuk agama akan mulia. Seperti Al Quran mulia karena ada hubungan dengan agama. Tetapi kalau kertas tidak digunakan untuk agama akan hina. Seperti tisu digunakan untuk membersihkan kotoran dan sebagainya. 

Karpet  yang digunakan untuk agama akan mulia. Seperti karpet dimesjid mulia karena ada hubungan dengan agama. Tetapi kalau karpet tidak digunakan untuk agama akan hina. Seperti karpet yang digunakan untuk kantor maka akan di injak-injak dengan sepatu. 

Segala sesuatu yang ada hubungan dengan agama akan mulia. Manusia pun kalau digunakan untuk agama akan mulia. 

Allah SWT berfirman : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). MEREKA ITU SEBAGAI BINATANG TERNAK, BAHKAN MEREKA LEBIH SESAT LAGI. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”  (QS. Al A'raaf 179)

Manusia lebih hina lagi dari pada binatang ternak kalau tidak ada agama.

Allah SWT berfirman : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman 18)

Pangkat yang tinggi, harta yang melimpah, wajah yang cantik, wajah yang tampan dan rumah yang mewah. Inilah yang membuat manusia sombong dan angkuh berjalan dipermukaan bumi ini. Padahal dari ujung rambut sampai ujung manusia itu hina. 

Di kepala ada taik kepala (ketombe)
Di mata ada taik mata
Di hidung ada taik hidung
Di telinga ada taik telinga
Di kuku ada tai kuku

Semua tubuh manusia diliputi oleh taik jadi apa lagi yang disombongkan manusia yang diliputi oleh taik dan taik.

Suatu ketika, Malik bin Dinar rah.a sedang berjalan di daerah Basrah. Ia melihat seorang hamba wanita dengan pakaian gemerlap berjalan dengan pembantunya dengan penuh angkuh dan gaya, berlagak bagaikan hamba wanita milik para raja. Melihat hal itu, Malik rah.a berteriak kepadanya, “Hai gadis kecil! Apakah tuanmu mau menjualmu?” Hamba wanita itu sangat terkejut atas pertanyaan Malik rah.a.
Ia berkata dengan tersinggung, “Orang tua, coba kau ulangi kata-katamu itu.”
Malik rah.a berkata, “Kukatakan, apakah tuanmu mau menjualmu?”

Gadis itu berkata, “Seandainya ia menjualku, dapatkah seorang miskin sepertimu membayar hargaku?”
Malik rah.a berkata, “Tentu, bahkan aku dapat membeli seorang hamba wanita yang lebih cantik darimu.”
Mendengar perkataan ini ia tertawa dan mengatakan pada pelayan-pelayannya untuk memegang Syaikh dan membawanya menyertai mereka.
Demikianlah Malik rah.a dibawa oleh mereka ke rumah mereka. Setibanya di rumah, hamba itu menceritakan kepada tuannya semua yang terjadi antara dirinya dengan Syaikh. Tuannya tertawa terbahak-bahak dan meminta agar laki-laki miskin itu dibawa kehadapannya. Begitu Malik rah.a muncul dihadapannya, orang kaya itu diserang oleh rasa kagum, tiba-tiba ia bertanya kepada Syaikh, Apa yang kamu inginkan?”
Syaikh menjawab, “Aku ingin membeli hamba wanitamu.”

Orang kaya itu berkata, “Dapatkah kamu membayar harganya?”
Syaikh berkata, “Menurut perkiraanku harganya senilai dua biji kurma.”
Mendengar ini, semua yang hadir tertawa. Orang kaya itu berkata, “Atas dasar apa kamu menentukan harga itu bagi wanita ini?”

Syaikh menjawab, “Jika hamba wanitamu tidak memakai wewangian, maka tubuhnya akan mengeluarkan bau yang menjijikan, jika ia tidak meminyaki atau menyisir rambutnya, ia akan Nampak kusut, rambutnya akan menjadi jelek dan bau busuk. Dalam waktu beberapa tahun lagi kemudaannya akan hilang dan semua daya tariknya akan luntur, ia mengalami menstruasi, mengeluarkan air seni, kotoran kecil maupun besar dan semua mengeluarkan kotoran dari tubuhnya. Ia suka murung ketika menderita kemalangan. Ia sangat mementingkan dirinya sendiri dan berpura-pura mencintaimu, walaupun sebenarnya yang ia cintai adalah kesenangan dan kenyamanan hidup yang dinikmatinya bersamamu. Dan yang paling tidak tetap adalah; ia tidak tulus dalam cintanya dan berkhianat, tidak setia kepada perkataannya sendiri dan palsu dalam pernyataan cintanya. Jika engkau menyuruhnya pergi atau engkau meninggal lebih dahulu , ia akan pergi kepada laki-laki lain dan disana ia juga menyatakan bahwa ia mencintainya dengan penuh gairah.

Akupun mempunyai seorang hamba wanita, yang jauh melampaui hambamu dalam hal kecantikannya, dan lebih mudah dimiliki. Ia telah diciptakan dari inti sari dicampur dengan kasturi dan saffron. Ia dipakaikan pakaian dari nur yang indah dan memakai pakaian mutiara. Jika ia berbicara kepada seseorang yang telah meninggal, maka orang itu akan hidup kembali. Jika ia membuka pergelangan tangannya di dunia ini, matahari akan Nampak redup dibandingkan dengannya. Jika ia memasuki ruangan gelap, ia akan meneranginya dengan kehadirannya. Jika ia dating ke dunia ini dengan semua kecantikan dan perhiasannya, ia akan memenuhinya dengan keharuman dan sinar yang sangat terang. Ia telah dipelihara dan diasuh di dalam taman kesturi dan saffron. Ia bermain dan berayun-ayun di dahan yang terbuat dari rubi merah dan batu marjan. Tinggal di istana-istana, dikelilingi oleh semua tata karma penuh rahmat. Ia diberi minum dari air Tasniim (sebuah sungai di surga). Ia tidak pernah memungkiri janji, tidak pernah mengkhianati orang yang dicintainya atau mengubah kesetiannya.”

Demikianlah, setelah menceritakan beberapa sifat-sifat bidadari surga, Syaikh bertanya, “Sekarang katakana kepadaku, manakah diantara kedua gadis itu yang patut untuk diinginkan?”

Semua orang yang berkumpul di sana berkata, dengan satu suara, “Tentu saja gadis yang baru saja engkau gambarkan yang sebaiknya setiap orang mencoba untuk memilikinya.”

Jadi, apalagi yang disombongkan oleh manusia?

Iblis telah disuruh untuk bersujud kepada nabi Adam as tetapi iblis tidak mau bersujud. Hakikatnya orang yang sombong itu manusia yang tidak mau sujud kepada Allah SWT. Pangkat yang tinggi, harta yang melimpah, wajah yang cantik, wajah yang tampan dan rumah yang mewah. Ini bukan orang yang sombong, orang yang sombong itu orang yang tidak mau sujud kepada Allah SWT.

Satu orang Jendral dilemari bajunya tergantung berbagai macam baju kebesarannya. Baju dinas bebintang 4, baju untuk pesta, baju ini dan itu. Untuk menghilangkan rasa sombong didalam hati. Selipkanlah kain kafan diantara tumpukan baju-baju yang bagus dan mewah. Supaya kita ingat bahwa baju kita yang sesungguhnya adalah kain kafan.

Satu orang pengusaha mempunyai berbagai macam koleksi mobil pribadi. Avansa, inova, terano dsb. Diantara kumpulan mobil yang mewah selipkanlah keranda mayat. Supaya kita ingat bahwa kendaraan kita yang sesungguhnya adalah itu. 

Untuk menghilangkan sifat sombong ini perlu ada usaha. Apa usahanya?

Keluar dijalan Allah SWT. Ada satu menu didalam keluar dijalan Allah yang menghilangkan sifat sombong yaitu “KHIDMAT”

Apa itu Khidmat?

Kalau ingin tahu apa itu Khidmat. Tahap pertama keluar 3 hari? 

Untuk menghilangkan sifat-sifat sombong dari diri manusia.

Insya Allah

La Roihata Ba’dal Yaum

Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! Sejak ayat Ya ayyuhal Mudatsir turun, beliau SAW langsung melipat bister tempat tidur dan katakan kepada istrinya: La Roihata ba’dal Yaum (Sejak hari ini tak ada lagi istirahat)

Pada ayat ini Allah SWT, menerangkan peristiwa turunnya surah ini. Perincian peristiwa itu diterangkan Rasulullah SAW sebagai berikut; Setelah sebulan lamanya aku berada di gua Hira' (untuk ber tahannus mencari kebenaran) dan aku bermaksud hendak meninggalkannya, tiba-tiba terdengar suara memanggilku. Aku lihat ke kiri dan ke kanan, namun aku tidak melihat apa-apa Kemudian ke belakang tetapi tidak aku lihat sesuatupun Lalu aku tengadahkan kepalaku ke atas, tiba-tiba aku menangkap bayangan dari malaikat (Jibril) yang sedang duduk di kursi antara langit dan bumi. Malaikat itu sedang berdoa kepada Allah. Aku begitu takut dan segera meninggalkan gua Hira'. Karena itu aku buru-buru pulang dan segera menemui Khadijah dan mengatakan : "Dassiruni dassiruni" kemulkan aku, kemulkan aku, hai Khadijah dan tolong basahi tubuhku dengan air dingin". Khadijah memenuhi permintaanku. Ketika aku tertidur berkemul kain yang menutupi seluruh tubuh, turunlah ayat, "Hai orang yang berkemul (berselimut) , bangunlah lalu berilah peringatan... dan ... perbuatan dosa tinggalkanlah". Nabi Muhammad SAW sedang berkemul dengan selimut karena diliputi perasaan takut melihat rupa malaikat Jibril turunlah wahyu yang pertama kali, yang memerintahkan agar segera bangun dan memperingatkan umat yang masih sesat itu supaya mereka mengenal jalan yang benar.

Perkataan "qum" (bangunlah) menunjukkan bahwa seorang Rasul harus rajin, ulet dan tidak mengenal putus asa karena ejekan orang yang tidak senang menerima seruannya. Rasul tidak boleh malas dan berpangku tangan. Begitulah beliau semenjak turunnya ayat ini tidak pernah berhenti melakukan tugas dakwah. Hal itu dilakukan sepanjang hidup beliau dengan berbagai macam kegiatan yang berguna bagi kepentingan umat dan penyiaran agama Islam.

Adapun peringatan-peringatan yang disampaikan beliau kepada penduduk Mekah yang masih musyrik pada waktu itu, berupa peringatan betapa kerasnya siksaan Allah di Hari Kiamat kelak. Demi menyelamatkan diri dari azab tersebut hendaklah manusia mengenal Allah dan patuh mengikuti perintah Rasulullah SAW.

Syaikhain (Bukhari dan Muslim) mengetengahkan sebuah hadis melalui Jabir r.a. yang menceritakan, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, "Aku telah menyepi di dalam gua Hira selama satu bulan. Setelah aku merasa cukup tinggal di dalamnya selama itu, aku turun dan beristirahat di suatu lembah. Tiba-tiba ada suara yang memanggilku, akan tetapi aku tiada melihat seseorang pun. Lalu aku mengangkat muka ke langit, tiba-tiba aku melihat malaikat yang mendatangiku di gua Hira menampakkan dirinya. Lalu aku kembali ke rumah dan langsung mengatakan, 'Selimuti aku!' Maka Allah menurunkan firman-Nya, 'Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!'" (Q.S. Al Muddatstsir, 1-2) Imam Thabrani mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang lemah melalui Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Walid bin Mughirah mengundang orang-orang Quraisy untuk makan bersama di rumahnya. Setelah mereka selesai makan, Walid berkata, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang lelaki itu (yakni Muhammad)?" Sebagian di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah tukang sihir." Sebagian lainnya mengatakan, "Dia bukan tukang sihir." Sebagian lagi di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah tukang tenung." Sebagian yang lain lagi mengatakan, "Dia bukan tukang tenung." Sebagian di antara mereka ada pula yang mengatakan, "Dia adalah penyair." Sebagian yang lainnya lagi mengatakan, "Dia bukan penyair." Sebagian yang lainnya lagi ada yang mengatakan, "Alquran yang dikatakannya itu adalah sihir yang ia pelajari sebelumnya." Akhirnya berita tersebut sampai kepada Nabi saw. maka Nabi saw. menjadi sedih karenanya, lalu ia menyelimuti seluruh tubuhnya. Pada saat itulah Allah menurunkan firman-Nya, "Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!" (Q.S. Al Muddatstsir, 1-2) sampai dengan firman-Nya, "Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah!." (Q.S. Al Muddatstsir, 7) 

Sesungguhnya kamu di siang hari berenang yang panjang di tengah tengah manusia (QS. Al Muzzammil 7)
Nabi berdakwah tak boleh berhenti diibaratkan orang berenang jika berhenti akan tenggelam. Orang yang berjalan masih bisa berhenti dan istirahat tetapi orang yang berenang tidak bisa berhenti kalau berhenti akan tenggelam. Sabhan Thowila (berenang yang panjang). Tidak ada kata berhenti dalam dakwah kalau berhenti maka kita akan tenggelam dalam lautan maksiat.   

Salama 23 tahun terus berdakwah, fikir umat, maka menjelang kematian Rasululloh SAW ditangisi oleh puterinya Fathimah rha, tetapi Rasululloh SAW bersabda : Anakku tak usah menangis.

La Rokuba ba’dal yaum (Sejak hari ini tak ada lagi kesusahan bagi ayahmu). Senang selama-lamanya.
Jadi dari ia la Roihata ba’dal yaum sampai ia Rokuba ba’dal yaum Rasulluloh 23 tahun habiskan waktu untuk ummat dengan segala penderitaan didalam dakwah. Selama 23 tahu inilah fase dakwah Rasululloh SAW dan diakhir hayatnya yang mendapat kesenangan selama-lamanya. 

Pernahkah kita mengatakan hal ini kepada istri kita : “La Roihata ba’dal Yaum”, adinda tersayang mulai hari ini tidak ada lagi istirahat dalam dakwah. Ummat sekarang dalam keadaan jauh dari Allah dan Rasulnya. Semua kehidupan ini akan abang gunakan untuk agama. Kalau kita sudah katakan ini kepada istri tercinta dan direalisasikan dengan baik maka menjelang kematian kita akan tersenyum dan berkata : “La Rokuba ba’dal yaumadinda tersayang mulai hari ini tidak ada lagi kesusahan. Senang selama-lamanya.

Nabi diantar untuk seluruh manusia, Wama arsalna illa kaaffata linnas,  sedangkan Allah adalah Robbinas/ tuhan bagi seluruh manusia, dan Al Qur’an adalah Hudallinnas/ petunjuk bagi seluruh manusia.

Tetapi dalam sejarah Nubuwwah Nabi SAW hanya berumur 63 tahun, dan Nabi SAW hanya 2 kali tinggalkan tempat tinggalnya yaitu ketika ke Thaif dan ketika ke Tabuk, bagaimana agama sampai kepada manusia ?? Apakah angin yang membawah ?? Atau burung??

Tentu tidak !! agama oleh sahabat keseluruh alam itulah sebabnya Allah SWT berfirman tentang Ummat ini : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali 'Imran 110)

Sebagaimana seorang ayah yang inginkan anaknya menjadi pedagang , setiap hari ia akan bawa anaknya ke toko agar paham bagaiman cara dagang.

Begitu juga Rasulluloh SAW telah siapkan sahabat menjadi Da’i sebagaimana Nabi Nabi , mereka dibawa dalam suasana Dakwah.

Sehingga di haji Wada Nabi saw telah bawa 124.000 sahabat R.hum dihadapan Allah SWT di Rumah NYA didepan Ka’bah seolah ingin tunjukan kepada Allah SWT:
“Ya Allah Inilah Ummatku aku bawakan kepada engkau untuk meneruskan kerjaku.”

Nabi saw sabdakan : “Fal yuballigh syahidu minkumul ghoib.”
Hendaklah yang hadir sampaikan kepada yang tak hadir.

Sejak hari itu sahabat pergi kemana dia mengarah.
Yang di barat terus berjalan kebarat, yang di timur pergi ke timur mereka tak lagi fikir pulang dulu kerumah , mereka membawah fikir Rasululloh SAW.

Sehinggah makam mereka bertebaran di seluruh alam, dan bila kita ke haji hanya ada 10.000 Orang yang dimakamkan di Madinah, yang lainnya jauh dari tempat mereka 36.000 ada di Yordan , Amru bin Naqsya ada di Shakarpur Sind Pakistan. 114.000 lagi bertebaran keseluruh alam. 

Sampai sampai di Barus Sumut ada  makam sahabat bertuliskan 38 Hijriyah.

Syech Abdul Wahab katakan :
Dahulu orang islam fikir bagaimana bisa pergi ke Amerika untuk ambil duit orang Amerika, kerja disana dan bangun rumah di negeri sendiri.

Tetapi sekarang kita korbankan uang kita yang kita cari di negeri sendiri untuk datang ke negeri Amerika dan berdakwa kepada mereka agar hidayah datang dan mereka selamat dari adzab Allah SWT.

210.000 orang jamaah haji per tahun diberangkatkan dari Indonesia. Kalau 1 jamaah 10 orang maka 21.000 ribu jamaah negeri jauh untuk buat dakwah. Indonesia sebenarnya punya potensi besar dalam dakwah. Kalaulah 21.000 jamaah bisa dihantar negeri jauh maka diseluruh pelosok dunia akan ada jamaah Indonesia. Jumlah negara yang resmi tercatat 195 negara. Untuk mempermudah dengan yang tidak dicatat kita katakanlah 210 negara. 21.000 jamaah yang dihantar berarti 100 jamaah Indonesia akan dihantar untuk setiap negara. Satu negara akan ada 100 jamaah Indonesia. 

Dibandara-bandara penerbangan diseluruh dunia akan menjadi putih karena jubah yang mereka kenakan. Akan menjadi hitam karena jamaah masturoh yang dihantar keseluruh dunia. 

Kapan ini akan terwujud?
Kalau setiap kita yang merasa ada tanggung jawab usaha dakwah keluar dijalan Allah.
Kalau belum bisa Taskiel orang lain. Minimal kita bisa taskiel diri sendiri. Insya Allah
Terkadang untuk berdoa pun kita takut supaya berangkat 4 bulan.
Takut di Aminkan Malaikat.
Takut dikabulkan Allah SWT. 

Agama akan wujud dalam kehidupan manusia kalau kita mau sama-sama berkorban untuk agama. 

Rasulullah saw berwasiat kepada para sahabat, " Wahai sahabatku, apabila saat ini kalian mengurangi waktu kalian untuk agama Allah sepersepuluh saja, niscaya nushratullah (pertolongan Allah) tidak akan turun, kalian harus mengamalkan agama secara keseluruhan, Tetapi ummatku pada akhir zaman nanti, jika mereka rela meluangkan waktunya sepersepuluh saja untuk agama Allah, maka nusratullah akan segera turun."(HR.Tirmizdi)

     

Meninggalkan Anak Istri untuk Perjuangan Agama

Dari Ummu Sulaiman ra., bahwa Nabi SAW. berkata kepadanya, “Bersabarlah engkau! Demi Allah! Sejak tujuh hari ini keluarga Rasulullah SAW. tidak mempunyai sesuatu pun untuk di makan, dan sudah tiga hari api tidak di nyalakan di bawah panci mereka. Demi Allah! Seandainya aku meminta kepada Allah agar bukit-bukit Tihamah dijadikan emas, pastilah Allah akan mengabulkannya.”

Dengan riwayat-riwayat ini, apakah dapat dikatakan bahwa Rasulullah SAW. telah sengaja menzhalimi keluarganya, karena sibuk dalam berdakwah sehingga menyebabkan keluarga beliau sendiri kelaparan hingga berbulan-bulan? Naudzubillah min dzalik!

Anak dan istri berpisah sementara untuk kepentingan agama tidak hanya dilakukan oleh Rasulullah SAW, sebagian istri-istri nabi pun mengalaminya. Misalnya, Siti Hajar istri Ibrahim as. yang ditinggalkan sendirian hanya bersama bayinya di tengah gurun pasir gersang tanpa ada perbekalan yang mencukupi, semata-mata demi membantu tugas dakwah dan perjuangan agama suaminya.

“(Ibrahim berkata), Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tidak bertumbuh-tumbuhan di dekat rumah-Mu yang dihormati.” (QS. Ibrahim 37)

Ibrahim as. tidak meninggalkan keluarganya untuk tiga hari, empat puluh hari atau empat puluh bulan, tetapi beliau telah meninggalkan keluarganya 13 tahun!
Dan ternyata, setelah diuji dengan harus meninggalkan anak dan istrinya selama bertahun-tahun, demi menunaikan tugas dakwah dan menyeru manusia kepada agama, justru lahir dari keturunan Ibrahim as., nabi-nabi dan rasul-rasul Allah. Apakah kita akan katakan bahwa Ibrahim as. adalah lelaki yang tidak bertanggung jawab terhadap keluarganya dan menyia-nyiakannya?
Bagitu juga istri Nabi Musa as. yang ditinggalkan oleh Musa as. sendirian di tengah hutan untuk berdakwah kepada Firaun.

Allah SWT berfirman, “Ketika ia (Musa as.) melihat api, lalu ia berkatalah kepada keluarganya, “Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api. Semoga aku dapat membawa sedikit dengannya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk.” (QS. Thaahaa 10) 

Pada ayat selanjutnya Musa as. diperintah, “Pergilah kepada Firaun sesungguhnya ia telah melampaui batas.”
Lalu apakah Nabi Musa as. juga di tuduh telah menzhalimi keluarganya dan menyia-nyiakannya, karena telah meninggalkan istrinya di tengah hutan belantara semata-mata karena ia telah diperintahkan untuk berdakwah kepada Firaun selama 40 hari ?

Selain para Anbiya, keluarga para sahabat ra. juga telah berbuat demikian, sebagaimana banyak tertulis di dalam kitab-kitab, salah satu misalnya, adalah kisah hijrahnya Abu Bakkar ra. ke Madinah.

Asma binti Abu Bakar ra. meriwayatkan, “Ketika Rasulullah saw. keluar untuk hijrah, Abu Bakar ra. pun ikut keluar berhijrah bersama beliau. Abu Bakar membawa seluruh hartanya sebanyak 5000 atau 6000 dirham. Dia pun pergi dengan membawa seluruhnya. Kemudian datanglah kakek kami; yaitu Abu Quhafah ra.. Ia berkata, “Demi Allah, Abu Bakar itu pasti telah menyusahkan kalian dengan harta dan dirinya.” Aku berkata, “Sama sekali tidak! Wahai kakek, sesungguhnya ia telah meninggalkan banyak harta.” Maka aku ambil kerikil-kerikil dan kuletakkan di tempat yang biasa ayahku menyimpan hartanya di lubang di rumahnya. Lalu kututup dengan kain, dan kutuntun tangan kakekku, dan berkata, “Ulurkan tanganmu ke sini, kek. “Dia berkata, “Kalau begini tidak masalah. Sungguh dia telah meninggalkan ini untuk kalian. Dia sudah berbuat baik.”

Umar bin Khattab ra. berkata, Rasulullah SAW. menyuruh kami bersedekah. Ini bertepatan dengan harta yang ada padaku. Aku berkata, “Jika suatu hari aku akan menang di atasnya.” Lalu aku datang dengan setengah hartaku, lalu Rasulullah SAW. bertanya, “Sepertiga.” Lalu datang Abu Bakar ra. membawa seluruh harta yang ada padanya. Maka Rasulullah SAW. bertanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk ahli keluargamu?” Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” Berkata Umar, “Aku memang tidak akan menang di atas Abu Bakar sedikit pun selamanya.”

Apakah Abu Bakar ra. divonis oleh Nabi SAW.  sebagai suami dan ayah yang dzhalim kepada keluarganya, karena ia tidak meninggalkan apapun bagi keluarganya ketika berhijrah bersama Rasulullah SAW.? Bahkan justru Rasulullah SAW. Tidak mengingkari pengorbanan Abu Bakar As-Shiddiq ra. Yang menyerahkan seluruh hartanya karena beliau mengetahui kebenaran niatnya.

Tindakan Abu Bakar ra. Tidaklah menyalahi firman Allah Al-Baqarah, ayat; 219, (Allah SWT berfirman, “Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,”) karena Allah mengakui pengorbanan yang dilakukan oleh seseorang demi agama dan umat.

Juga seperti sahabat Anas bin Malik ra. Ia memiliki anak yang sulit di hitung karena banyaknya. Ia pernah berkata, “Cucu-cucuku itu mempunyai hitungan tersendiri. Tetapi aku sendiri telah menguburkan 125 anak dari keturunanku. Selain itu, yang masih hidup pun banyak sekali.” Walaupun demikian banyak tanggung jawab keluarga, terhadap istri dan anak-anaknya, ia terkenal sebagai sahabat yang banyak meriwayatkan hadist dan sering menyertai jihad fisabilillah.

Demikian juga, Zubair bin Awwam ra. yang pada waktu mati syahidnya, ia meninggalkan sembilan orang anak laki-laki, sembilan anak perempuan, dan empat orang istri. Bahkan ada sebagian  dari cucunya yang lebih tua daripada anak-anaknya sendiri.

Meskipun demikian, ia merupakan salah seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadist. Ia juga ikut serta dalam banyak peperangan. Sekalipun mempunyai banyak tanggungan keluarga, namun anak-anak dan istrinya itu tidak menghalanginya dari kesibukan memperjuangkan agama Allah.

Di dalam kisah lain, diriwayatkan Saad bin Khaitsamah ra. bercerita, “Aku tertinggal dari rombongan Rasulullah SAW. Yang ke Tabuk. Aku pun kembali ke rumah. Di sana kudapati istriku sedang menyiram rumah dengan air (agar menjadi sejuk), maka kukatakan kepada istriku, “Sungguh tidak adil kalau aku masuk rumah dan beristirahat di tempat yang teduh, sedangkan pada saat ini Rasulullah SAW. Sedang berada di tempat yang sangat panas.” Maka segera kusiapkan kantong dan bekalku. Melihat hal itu, istriku berteriak, “Abu Khaitsamah! Hendak kemana engkau?” Kujawab, “Menyusul Nabi SAW. Ke Tabuk.” Setelah itu aku keluar, dan di tengah perjalanan, aku bertemu Umar bin Wahab, lalu aku berkata kepadanya, “Sungguh kamu ini seorang pemberani. Aku ingin tahu di mana Nabi SAW berada. Dan sungguh aku merasa berdosa. Karena itu berjalanlah di belakangku agar dapat kutemui Nabi SAW. empat mata.” Umar pun berjalan mengikuti dari belakang. Ketika aku mendekati pasukan itu, maka orang-orang melihatku dari jauh dan berkata, “Ada seseorang mengendarai kuda ke arah kita!” Rasulullah SAW. berkata, “Ya Rasulullah, celaka aku!” Kemudian kuceritakan kisah perjalananku, maka Rasulullah SAW. mendoakan kebaikan untukku.”

Abu Naufal bin Abi Aqrab menceritakan, “Ketika Harits bin Hisyam akan berangkat dari Makkah menuju ke Syam, maka seluruh penduduk Makkah sangat merisaukan kepergiannya. Semua orang kecuali anak-anak yang masih menyusui mengantar kepergiannya ke luar kota Makkah. Ketika sampai di bukit Bath-ha atau dekat tempat itu, maka dia berhenti, dan orang-orang merasa bersedih, maka dia berkata, “Wahai kaumku! Demi Allah, sesungguhnya aku pergi bukan karena lebih menyayangi diriku dari pada diri kalian, juga bukan karena aku lebih memilih kota lain dari pada kota kalian. Tetapi aku pergi karena memenuhi perintah agama untuk berjihad di jalan Allah, dan hingga saat ini telah banyak kaum Quraisy yang telah mendahului aku pergi padahal mereka bukan termasuk pemuka atau pun dari keluarga yang berkedudukan tinggi. Keadaan kita sekarang ini, demi Allah! Sesungguhnya kita mengorbankan emas di jalan Allah sebanyak gunung-gunung di kota Makkah, niscaya kita tidak akan melebihi pahala satu hari mereka di jalan Allah. Demi Allah! Seandainya mereka mendahului kita di dunia, maka sekurang-kurangnya kita dapat menyamai mereka di akhirat. Sebaiknya orang yang beramal merasa takut kepada Allah dengan amalnya.” Setelah itu diapun berangkat menuju ke Syam, dan dia juga membawa kerabatnya untuk ikut serta dan ia tetap tinggal di sana hingga mati syahid, sehingga Allah merahmatinya.”

Semua kisah di atas dengan tegas menunjukkan bahwa meninggalkan keluarga untuk sementara demi kepentingan agama. Namun penerapannya bagi kita perlu dilakukan dengan sebijak dan sehikmah mungkin, sehingga maksud untuk menyebarkan agama menjadi terwujud dengan baik

Tanggung Jawab Dakwah

1. DAKWAH TERHADAP DIRI SENDIRI DAN KELUARGA
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim 6)

Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka, menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka.

Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan salat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu mengerjakannya” (QS. Taha 132).

Dan dijelaskan pula dengan firman-Nya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu'ara' 214).

Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke 6 ini turun, Umar berkata: "Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga kami?" Rasulullah SAW. menjawab: "Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah.

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu menjelaskan, “Penjaganya adalah para malaikat Zabaniyah yang hati mereka keras, kaku, tidak mengasihi jika dimohon kepada mereka agar menaruh iba

Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar ucapannya dan keras perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat kasar dalam menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa Arab dinyatakan: “Fulanun Syadiidun alaa fulaanin” maksudnya Fulan menguasainya dengan kuat, menyiksanya dengan berbagai macam siksaan.

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Jarak antara dua pundak salah seorang dari malaikat tersebut adalah sejauh perjalanan setahun. Kekuatan salah seorang dari mereka adalah bila ia memukul dengan alat pukul niscaya dengan sekali pukulan tersebut tersungkur 70.000 manusia ke dalam jurang Jahannam.” (Al-Jami li Ahkamil Quran, 18/218)

Sebagaimana ayat ini mengharuskan seseorang menjaga keluarga dan anak-anak dari api neraka dengan cara memberikan pendidikan dan pengajaran kepada mereka, serta memberitahu mereka tentang perintah Allah Subhanahu wa Taala. Seorang hamba tidak dapat selamat kecuali bila ia menegakkan apa yang Allah Subhanahu wa Taala perintahkan terhadap dirinya dan orang-orang yang di bawah penguasaannya, baik istri-istrinya, anak-anaknya, dan selain mereka dari orang-orang yang berada di bawah kekuasaan dan pengaturannya.

2. DAKWAH TERHADAP KAUM KERABAT DAN TETANGGA DEKAT
Allah SWT berfirman : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”. (QS Asy Syu'ara' 214).

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mendatangi bukit Shafa dan menaikinya, lalu menyeru manusia untuk berkumpul. Maka orang-orang pun berkumpul di sekitar beliau. Sampai-sampai yang tidak dapat hadir mengirim utusannya untuk mendengarkan apa gerangan yang akan disampaikan oleh Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam kemudian memanggil kerabat-kerabatnya, “Wahai Bani Abdil Muththallib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Luai! Apa pendapat kalian andai aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini akan menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku?” Mereka serempak menjawab, “Iya.” Beliau melanjutkan, “Sungguh aku memperingatkan kalian sebelum datangnya azab yang pedih.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma)

Aisyah radhiyallahu anha memberitakan bahwa ketika turun ayat di atas, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bangkit seraya berkata, “Wahai Fathimah putri Muhammad! Wahai Shafiyyah putrid Abdul Muththalib! Wahai Bani Abdil Muththalib! Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di hadapan Allah Subhanahu wa Taala untuk menolong kalian kelak. (Adapun di kehidupan dunia ini) maka mintalah harta dariku semau kalian.” (HR. Muslim) 

Dari Ibnu Abbas r.huma menceritakan, “Ketika Allah SWT. Menurun ayat : Berilah peringatan kepada kaum keluargamu yang dekat.” (QS Asy Syu'ara' 214).

Maka Nabi SAW naik ke bukit Shafa dan berseru, “Hai manusia, Maka orang-orang pun berkumpul (menyambut seruan) beliau, ada yang datang sendiri dan ada yang mengutus wakil-wakilnya. Lalu Rasulullah SAW menyeru, “Wahai Bani Abdil Muthalib, wahai Bani Fihir, wahai Bani anu, Bani anu..! Bagaimana menurut kalian seandainya aku beritahukan pada kalian bahwa di balik bukit ini ada pasukan musuh berkuda yang siap menyerang kalian, apakah kalian mempercayai ucapku?” Mereka menjawab, “Ya, (kami percaya).” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian akan azab yang pedih.” Mendengar hal itu, Abu Lahab langsung berkata, “Celakalah kamu sepanjang hari ini, apakah kamu mengundang kami semua hanya untuk ini?” (Sebagai jawaban atas celaan Abu Lahab ini), maka Allah Azza wajalla menurunkan ayat :

“Celaka kedua tangan Abu Lahab, dan celakalah ia.” (QS. Al Lahab ayat 1) (Hr. Ahmad V/17)

3. DAKWAH TERHADAP KAMPUNG ATAU DAERAH SEKITARNYA
Allah SWT berfirman : “dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya”. (QS Al-Anam 92). 

Sesudah itu Allah SWT. menjelaskan bahwa Alquran itu adalah kitab yang bernilai tinggi, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. penutup para Rasul. Kitab itu turun dari Allah seperti halnya Taurat yang diturunkan kepada Musa a.s. Hanya saja Alquran itu mempunyai nilai-nilai yang lebih sempurna karena Alquran itu berlaku abadi untuk sepanjang masa. Alquran itu di samping sebagai petunjuk juga sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dalam urusan tauhid, melenyapkan kemusyrikan dan mengandung ajaran-ajaran pokok hukum syarak yang abadi yang tidak berubah ubah sepanjang masa. 

Juga sebagai pegangan bagi Rasulullah saw. untuk memperingatkan umatnya, baik yang berada di Mekah atau di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi ini. Dimaksud dengan orang-orang yang berada di sekitar kota Mekah, ialah orang-orang yang berada di seluruh penjuru bumi, sesuai dengan pemahaman bahasa dan pengertian ini ditegaskan sendiri oleh Allah SWT : “Alquran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Alquran (kepadanya). (Q.S Al An'am 19) 

Juga firman Allah SWT : Katakanlah, "Hai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua. (Q.S Al A'raf 158) 

Dan sabda Nabi SAW : Semua nabi itu diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia. (HR Bukhari dan Muslim dari Jabir bin Abdullah (Sahih Bukhari jilid 1, 70) 

Dalam pada itu Allah SWT. menjelaskan bahwa orang-orang yang percaya akan terjadinya hari kiamat dan kehidupan di akhirat, sudah pasti mereka percaya kepada Alquran, karena orang-orang yang percaya kepada kehidupan akhirat itu percaya pula akan akibat yang diterima pada hari itu. Itulah sebabnya maka mereka selalu mencari petunjuk-petunjuk yang dapat menyelamatkan diri mereka di akhirat kelak. Petunjuk-petunjuk itu terdapat dalam Alquran, maka mereka tentu akan mempercayai Alquran itu, percaya pada Rasulullah saw. yang menerima kitab itu dan taat kepada perintah-Nya, melaksanakan salat pada waktunya secara terus menerus. 

Disebutkan salat dalam ayat ini, karena salat itu adalah tiang agama dan pokok dari semua ibadah. Orang yang melaksanakan salat dengan sebaik-baiknya adalah pertanda bahwa orang itu suka melaksanakan ibadah lainnya serta dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak melakukan larangan larangan Allah. 

Dalam ayat ini terdapat sindiran yang tegas yaitu adanya keingkaran penduduk Mekah dan manusia-manusia yang mempunyai sikap seperti mereka kepada Alquran dan menjelaskan bahwa mereka tidak mau menerima agama Islam dan kerasulan Muhammad saw. adalah karena mereka tidak percaya kepada kehidupan akhirat. Mereka merasa bahwa kehidupan hanya terjadi di dunia saja.

4. DAKWAH ATAU TANGGUNG JAWAB MANUSIA SELURUH ALAM.
Allah SWT berfirman : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk seluruh manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”  (QS Ali Imran 110)

Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan supaya mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi.

Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum muslimin di masa nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya. Dalam waktu yang singkat mereka telah dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam, hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya adalah umat yang berpecah belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling berperang antara sesama mereka. Ini adalah berkat keteguhan iman. dan kepatuhan mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul Nya. kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar". (QS. Al Hujurat 15)

Jadi ada dua syarat untuk menjadi sebaik-baik umat di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama iman yang kuat dan; kedua menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan dan tidak diperdulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.

Selanjutnya Allah menerangkan bahwa Ahli Kitab itu jika beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Tetapi sedikit sekali di antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik tidak mau beriman. mereka percaya kepada sebagian kitab dan kafir kepada sebagiannya yang lain, atau mereka percaya kepada sebagian Rasul seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi Muhammad SAW.

Ibnu katsir mengatakan ayat ini mengandung makna umum mencakup semua ummat ini dalam setiap generasinya dan sebaik-baik generasi mereka ialah orang-orang yang Rasulullah SAW diutus dikalangan mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka. 

Makna ayat ini sama dengan makna ayat lain :
Allah SWT berfirman : “dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan” (QS. Al Baqarah 143)

Bagaimana caranya mengamalkan ayat-ayat tersebut ?
1. Untuk diri sendiri dan keluarga salah satu usahanya yaitu kita buat ta'lim dirumah
2. Untuk kaum kerabat dan tetangga dekat silahturahmi, Jaulah untuk saling mengingatkan
3. Untuk kampung sekitar atau kota sekitar maka waktunya kami sediakan minimal 3 hari setiap bulan
4. Kemudian yang terakhir untuk seluruh manusia ini tentunya sangat berat karena jumlah manusia lebih dari 6 milliar, maka dengan kelemahan kami alim ulama telah ajak keluar dalam waktu yang agak lama yaitu 40 hari dan atau 4 bulan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Memang seumur hidup belum tentu bisa mendatangi semua orang, tetapi Insya Allah dengan niat untuk mendatangi seluruh manusia kemudian mengajak orang yang lain buat usaha yang sama maka Allah akan terima niat kita, sebagaimana Rasulullah SAW diutus untuk seluruh umat sampai hari terakhir yang Allah kehendaki namun umur beliau hanya 63 tahun, tapi Allah terima usaha yang dilakukan Rasulullah SAW sehingga usaha ini masih akan berlanjut sampai hari terakhir yang Allah kehendaki. Jadi usaha da'wah rasulullah yang dilakukan ini bukan hanya 3 hari, 40 hari atau 4 bulan saja, tapi setiap hari dan seumur hidup kita untuk dakwah dan dakwah menjadi maksud hidup.

Umat Islam Mulia Bukan Karena Namanya

SBY mulia bukan karena namanya yang hebat tapi karena kerjanya. Kerja sebagai presidenlah yang membuat SBY mulia dalam pandangan manusia. Banyak nama yang sama Yudoyono tapi tukang becak. Bambang tapi buruh. 
 
Umat islam pun mulia bukan karena namanya tapi karena kerjanya. 

Rasul SAW bersabda : "Akan datang suatu masa yang menimpa manusia; tidak ada Islam kecuali tinggal namanya saja, tidak ada Al Qur'an kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mewah tetapi kosong dari petunjuk serta ulama'nya adalah orang yang paling jahat yang berada di bawah langit." (HR. Al Baihaqi) 

Islam akan mulia kalau buat kerja. Apa kerjanya : 

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran: 110) 

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104) 

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat : 33) 

Mengajak manusia mentaati perintah Allah. Kerja dakwah ini lah yang membuat manusia mulia disisi Allah SWT. Sebagai mana mulianya para nabi, begitu jugalah Allah SWT muliakan umat ini karena buat kerja kenabian. 

Hindun didepan kabah telah bersumpah “Walaupun seluruh penduduk Mekkah masuk islam, saya tidak akan masuk islam. Berkat usaha dakwah para sahabat dengan sungguh2 Hindun pun masuk islam. Satu orang sahabat berdoa didepan kabah. Ya Allah, Engkau bagilah hidayah buat orang yang suka maupun tak suka. Setelah Hindun masuk islam. Dia ditanya tentang sumpahnya, Hindun mengatakan “Aku bukan masuk islam tapi islamlah yang masuk kedalam hatiku”

Kalau kita masuk islam, kita yang mengatur islam. Buat amalan yang cocok dengan nafsu kalau tidak cocok ditinggalkan. Tapi kalau islam yang masuk kedalam hati, cocok tak cocok terus diamalkan. 

Gimanalah pak saya ini ada penyakit maag, jadi saya tak bisalah puasa. Kalau ditanya nafsu “Memang cocok tak puasa” tapi ini perintah Allah cocok tak cocok harus diamalkan. 

Gimanalah pak mau keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan. Kalau ditanya nafsu “Memang cocoklah tak keluar” tapi karena ini perintah Allah cocok tak cocok harus keluar juga. 

Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama EMPAT BULAN dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. (At Taubah : 2) 

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan MERASA RINGAN ATAUPUN MERASA BERAT, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (At Taubah : 41) 

Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At Taubah : 24)     

Sifat Menutupi Jasad, Jasad Menutupi Sifat

Hidup didunia memang penuh tipuan. Satu orang yang mempunyai sifat suka mencuri tapi ditutupi dengan jasadnya, penampilannya dengan baju yang bagus dan berdasi. Sehingga orang lain pun tak tahu bahwa di memang pencuri. Satu orang yang yang mempunyai sifat dengki, hasad, sombong tidak akan bisa dilihat karena ditutupi oleh jasadnya yang dibuat seindah mungkin. Untuk menutupi sifat-sifatnya yang tidak baik ditutupi dengan penampilan jasad yang baik. 
 
Sebaliknya diakherat akan dibalik sifat menutupi jasad. Apa saja sifat-sifat kita begitulah wujud jasad kita diakherat nanti. Akan ada 12 barisan diakherat. Jasadnya seperti babi hutan karena didunia sifatnya pun lebih rendah dari babi hutan sering meringan-ringankan shalat. Jasadnya berbentuk keledai karena enggan membayar zakat. Barisan terakhir jasadnya penuh dengan sinar laksana bulan purnama. Inilah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik dan mengajak orang kepada kebaikan. 

Sifat yang kurang baik didunia bisa ditutupi dengan penampilan jasad yang baik tapi diakherat, bagai mana sifat kita didunia maka begitulah penampilan jasad kita diakherat nanti. Sifat yang baik akan menghasilkan jasad yang baik. Sifat yang buruk akan menghasilkan jasad yang buruk. 

Di Yaumul Hisab nanti setiap manusia akan jadi terdakwa.
Terdakwa : Ayah
Jaksa penuntut umum : istri dan anak
Hakim : Allah SWT

Satu langkah lagi sang ayah akan memasuki surga. Istri dan anaknya berkata : “Tunggu dulu, jangan masukan dia kedalam surga karena didunia dia tidak pernah mengajak kami kepada kebaikan”. 

Sang anak berkata : “Kalau saya tinggal kelas, ayah akan pukul saya tapi kalau saya tinggalkan shalat ayah tak pernak pukul saya” 

Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :  “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai UMUR SEPULUH TAHUN MAKA PUKULLAH mereka apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.” (HR. Abu Daud)

Sang istri berkata : “Kalau saya keluar rumah tidak pake jilbab, suami saya tidak pernah marah.
Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan  perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, …” (QS. An-Nuur 31).  

Anak dan istri yang tidak didik dengan agama akan jadi Jaksa penuntut buat sang ayah nanti di Yaumul Hisab. Sebaliknya anak dan istri yang didik dalam agama akan menjadi Pengacara buat ayah di Yaumul Hisab. 

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. Attahrim 6)

Pernahkah satu orang ayah menghidupkan agama di keluarganya…?

Pulang kerumah langsung nonton TV, makan, berhubungan suami istri. Hari-hari itulah rutinitas sang ayah.
Pernahkah kita mengajak istri dan anak. Dek, nak, kita baca dua tiga hadist atau dongeng sebelum tidur “Membaca Hayatus sahabah” kehidupan orang yang sukses dalam agama. 

Untuk membiasakan baca hadist dan menghidupkan agama dalam keluarga kita juga perlu proses. Belajar ikut keluar 3 hari supaya ada kekuatan menghidupkan agama dalam kehidupan dan keluarga kita. 

Dengan keluar 3 hari sifat-sifat yang buruk dalam diri kita akan berubah menjadi sifat-sifat yang baik. Sifat yang baik akan menghasilkan jasad yang baik yang penuh dengan cahaya. 

Istri dan anak pun akan menjadi Pengacara/penolong kita di Yaumul Hisab nanti. 

27 hari kita buat usaha atas dunia yang pasti dan pasti kita tinggalkan kenapa kita tidak bisa meluangkan waktu 3 hari untuk bekal akhirat yang selama-lamanya.

Insya Allah

Shalat Mendatangkan Rezeki

Ketika Maulana Ilyas rah.a mengadakan sebuah pengajian tentang shalat bisa mendatangkan rezeki. Satu orang mahasiswa berdiri dan bertanya : 
 
“Maulana, mana mungkin hanya dengan shalat bisa dapat rezeki, Cuma gerak-gerak badan (shalat) saja dapat rezeki kalau mau dapat rezeki itu kita harus bekerja.”

Maulana Ilyas rah.a : “Coba kamu tanya kepada polisi yang ada diperempatan jalan sana. Polisi itu Cuma gerak-gerak tangan saja. Maulana Ilyas sambil menggerakkan tangannya kekiri kekanan maju dan mundur. Polisi itu dapat rezeki gak? 

Mahasiswa : “Ya, dapat rezeki”.

Maulana Ilyas rah.a : “Jangan kamu lihat polisinya tapi lihatlah siapa yang menggaji dia. Jangan kamu lihat orang yang shalatnya tapi lihatlah siapa menggaji-Nya.”

Allah SWT berfirman : “dan perintahkanlah kepada keluargamu MENDIRIKAN SHALAT dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, KAMILAH YANG MEMBERI REZKI KEPADAMU. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”. (QS. Thaahaa 132)

Atas dasar Firman Allah SWT inilah bahwa shalat itu mendatangkan rezeki. 

13 pintu rezeki
1. Taqwa
2. Tawakal
3. Shalat
4. Doa
5. Dakwah
6. Taklim
7. Baca Al Quran
8. Zikir
9. Istighfar
10. Silaturrahmi
11. Sedekah
12. Nikah
13. Kerja

Coba kita lihat shalat itu ada pada urutan nomor 3 untuk mendatangkan rezeki.

Kerja yang kita anggap selama ini sesuatu hal untuk mendatangkan rezeki ada pada level terahir nomor 13.
Begitu juga dengan nikah, kita berkeyakinan kalau nanti saya nikah, mau dikasih makan apa istri saya. 

Padahal nikah itu satu tingkat diatas bekerja untuk mendatangkan rezeki. Kalau kita masih lajang atau gadis dapat uang Rp. 50.000,-/hari kalau sudah nikah pasti rezekinya bertambah. Rezeki istri bisa datang lewat suami karena rezeki setiap manusia sudah di jamin Allah SWT. Kalau sudah menikah bisa saja penghasilannya Rp. 80.000,- atau Rp. 100.000,-/hari.

Setiap Amalan Itu Pasti Ada Maksudnya

Setiap amalan yang Allah SWT perintahkan kepada manusia pasti ada maksudnya. 
 
Shalat maksudnya mencegah kemungkaran
 Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar”. (QS. Al 'Ankabuut 45)

Kalau shalatnya belum bisa mencegah dari perbuatan mungkar berarti shalatnya belum lagi mencapai maksud dari shalat itu. Perlu diperbaiki lagi

Puasa maksudnya menjadi orang bertakwa
 Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”, (QS. Al Baqarah 183)

Kalau puasanyanya belum bisa menjadikan orang bertakwa berarti puasanya belum lagi mencapai maksud dari puasa itu. Perlu diperbaiki lagi

Zakat maksudnya membersihkan harta
Allah SWT berfirman : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At Taubah 103)

Haji maksudnya pergi Baitullah untuk mengingatkan keadaan kita nanti di padang mahsyar
Ketika haji akan memakai pakaian yang sama. Status, pangkat dan jabatan tidak akan terlihat disana. Sama saja. 

Lari-lari kecil antara safa dan marwa di yaumil akhir pun kita kan berlari kepada nabi Adam as untuk meminta Syafa'at tapi disuruh kepada nabi Nuh as, lalu ke Ibrahim as, Musa as, Isa as dan terakhir yang bisa memberi hanya Nabi Muhammad SAW. 

Allah SWT pun punya maksud menghantar manusia kepermukaan bumi ini. Apa maksudnya?
Dunia dicibtakan untuk manusia, manusia dicibtakan untuk akhirat. 

Allah SWT berfirman : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz Dzaariyaat 56)

Segala fasilitas yang ada dipermukaan bumi ini. Allah SWT cibtakan semuanya untuk mempermudah manusia beribadah. 

Ayah telah menyuruh anaknya untuk membeli gula. Untuk mempermudah sang anak membeli gula, ayah pun memberikan sepeda. Ini uang, ini sepeda sekarang belikan ayah gula. Tetapi belum sampai tujuan. Anak ini dirayu oleh temannya untuk bermain. Sehingga dia pun lalai dan lupa maksud dan tujuannya membeli gula. Waktu magrib pun semakin dekat dan sang anak pun tidak berani pulang kerumah karena takut dimarahi. Tetapi mau tidak mau harus pulang juga dan di marahi ayah. 

Keadaan kita pun seperti anak ini. Allah SWT menyuruh kita untuk sempurnakan iman dikehidupan dunia. Kita diberi fasilitas mobil, rumah dan uang untuk mempermudah manusia beribadah tetapi di dalam kehidupan kita ini dirayu oleh setan dan bala tentaranya sehingga lalai dan lupa maksud dan tujuan. Waktu magrib (tua) pun semakin dekat. Semakin dipenghujung waktu semakin takut kembali kepada Allah SWT. Tetapi mau tidak mau manusia itu harus kembali kepada Allah SWT dalam keadaan iman sempurna. 

Allah SWT berfirman : “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. QS. Al 'Ankabuut 64)

Memanglah dunia ini tempat main-main. Makanya manusia disibukkan dengan permainan dunia.
Kalau manusia tidak sempurnakan iman didunia. Maka Allah SWT akan sempurnakan imannya di neraka.
Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul." (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? (QS. Ibrahim 44)

Iman manusia ketika itu begitu sempurna karena telah melihat langsung azab Allah SWT. Ya Tuhan kami, kembalikan kami kedunia untuk sempurnakan iman. Ini IMPOSSIBLE

Sebagai mana tidak mungkin susu kembali ke putingnya
Sebagai mana tidak mungkin anak kembali ke perut ibunya
Manusia pun tidak mungkin kembali kedunia. 

Andaikan iman Firaun ketika di alam kubur ditimbang dengan imannya semua wali Allah yang masih hidup yang ada dipermukaan bumi ini. Niscaya imannya Firaun lebih berat lagi. Karena dia telah melihat langsung azab Allah SWT sedangkan wali Allah belum. 

Katakanlah: "Pada hari kemenangan (Hari Kiamat) itu tidak berguna bagi orang-orang kafir, iman mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh." (QS. As Sajdah 29)

Iman yang sempurna di alam kubur tidak berlaku lagi karena waktu untuk menyempurnakan hanya didunia saja. Makanya, kalau manusia tidak sempurnakan iman didunia. Maka Allah SWT akan sempurnakan imannya di neraka. 

Kalaulah anak yang bijak, dia tahu betul maksudnya beli gula dan langsung ditunaikan seketika dan tepat waktu. Ayah pun akan senang dan segala permintaan anak akan dituruti. 

Kalaulah manusia yang bijak, dia tahu betul maksudnya sempurnakan iman dipermukaan bumi ini.  Allah SWT pun akan senang dan memberikan kita balasan yang sempurna berupa surga. 

Wajahnya cantik seperti nabi Yusuf as
Umurnya muda 33 tahun seperti nabi Isa as
Suaranya merdu seperti nabi Daud as
Kekuatannya seperti nabi Musa as
Tinggi badannya 30 meter seperti nabi Adam as
Akhlaqnya seperti nabi Muhammad SAW

Jadi, tidak ada hal yang paling penting didunia ini selain menyempurnakan iman. Inilah maksud sesungguhnya Allah SWT hantar manusia kepermukaan bumi ini. 

Alhamdulillah, usaha untuk menyempurnakan iman ini sudah ada diseluruh dunia. Kita tinggal pilih saja
  1. Sempurnakan iman di dunia
  2. Sempurnakan iman di neraka
Pasti kita pilih sempurnakan iman didunia. 

Luangkanlah waktu 3 hari untuk belajar sempurnakan iman

Insya Allah