Ketika ditanyakan kepada seorang syech di Pakistan, kenapa orang Indonesia tidak bisa istiqomah?
Maka beliau katakan : negeri kamu adalah negeri yang dikelilingi air, dan air berlimpah-limpah disana.
Maka sifat orang-orang dinegri kamu adalah sifat air selalu ikut bentuk didalam piring ikut piring , dalam gelas, dalam kolam dll maka selalu ikut bentuk wadahnya.
Maka orang-orang negeri kamu ikut suasana jika suasana taat maka jadi taat, jika suasana maksiat ikut maksiat.
Beliau lanjutkan biarpun air itu sifatnya tetapi jangan khawatir jika air digunakan tetap dan terus menerus maka akan menghadirkan kekuatan yang besar.
Seperti saat perang mesir dan Israel, tentara Israel membuat suatu benteng yang bernama berlin, dibuat tujuh lapis dari kawat besi, jerami, tembok. Karet dll. tentara mesir kewalahan dan tak mampu tembus benteng maka Professor Abdul Hamid mengusulkan pesan alat penyemprot air dari jerman beliau liat ayat
Dan dari air dan segala sesuatu menjadi hidup.
Maka disemprotkan benteng itu dengan air lalu selama 40 hari terus menerus dan akhirnya jebol juga.
Jadi sifat air memiliki kekuatan yang besar untuk menghancurkan segala kekuatan apapun kecuali kekuatan angin.
Kalau orang Indonesia buat pengorbanan terus menerus maka semua permasalahan akan terselesaikan.
Orang-orang yang alloh pilih untuk buat kerja Nabi berasal dari 3 golongan sesuai isi ayat dalam surat Fathir 32, orang jahat, orang yang kadang-kadang jahat, orang yang selalu baik.
Allah SWT berfirman : “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikandengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar”. (QS. Fathir 32)
Mereka diumpamakan pembagian air dalam ilmu fiqih:
1 air mutlak, yakni air yang suci dan dapat mensucikan artinya orang yang berdakwah memang munasib/ cocok jadi da’i karena Track Record nya memang baik dan orang semua kenal kebaikannya dan orang percaya akan menjadi baik jika ikut dia.
2. air Musta’mal, air yang tercampur najis. Da’i jenis ini adalah orang yang labil, kadang baca Qur’an kadang baca Koran, kadang pakai siwak Nabi – kadang pakai siwak Fir’aun/ rokok. Orang tadinya ragu kepada ajakannya tetapi karena ia dalam ijtima’iat maka Allah pakai dia untuk istilah orang lain. Ibarat air, jika musta’mal dicampur dengan air mutlak dalam kadar dua kulah maka akan dapat digunakan lagi untuk bersuci walaupun asalnya musta’mal.
3. Air Mutanajis, asalnya air kotor tidak bisa buat bersuci, tetapi dalam ilmu fiqih jika air seember kena najis maka dia tuangkan kedalam air yang berjumlah dua kulah, kemudian air itu diambil lagi seember menjadi air yang suci dapat digunakan bersuci lagi.
Jadi biarpun ahli dakwah bukan semua orang soleh, ada orang yang tanggung, ada yang kotor tetapi karena mereka buat dengan ijtima’iat maka semuanya dapat menjadi peng islah buat seluruh alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar